Jogja
Rabu, 21 Juli 2021 - 17:30 WIB

Ratusan Nakes di Kota Jogja Terpapar Covid-19, Vaksinasi Melambat

Harianjogja.com  /  Josef Leon  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. (Antara/Rony Muharrman)

Solopos.com, JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menyebut ratusan tenaga kesehatan (nakes) di wilayah setempat dilaporkan terpapar Covid-19 sejak Mei lalu. Ratusan nakes itu tersebar di rumah sakit rujukan Covid-19, Puskesmas, maupun instansi kedianasan.

Kepala Dinkes Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani mengatakan, kondisi tersebut membuat pihaknya kewalahan. Target vaksinasi disebut melambat karena kurangnya jumlah nakes. Fasilitas Puskesmas pun secara bergantian buka tutup akibat nakes yang terpapar Covid-19.

Advertisement

“Semua bertumbangan ini. Puskesmas kan gantian buka tutup karena banyak yang terkena. Sejak Mei kemarin ada 100 lebih nakes di Kota Jogja. Di Dinkes juga banyak,” kata Emma, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Keraton Jogja Tiadakan Gunungan Grebeg Besar, Ubarampe Diberikan Bertahap

Advertisement

Baca juga: Keraton Jogja Tiadakan Gunungan Grebeg Besar, Ubarampe Diberikan Bertahap

Puskesmas di Kota Jogja yang nakesnya terpapar Covid-19 disebut Emma cukup merata. Akibatnya mereka membatasi operasional layanan kepada masyarakat. Bahkan, jika jumlah nakes yang terpapar cukup banyak, Puskesmas akan menutup sementara layanan operasionalnya.

“Kemarin yang sempat tutup itu Kotagede 2, Mantrijeron 1, Gondokusuman, Umbulharjo 2. Itu semua statusnya sudah divaksin, kan nakesnya duluan,” kata dia.

Advertisement

Baca juga: Sekarat, PKL Malioboro Jogja Berharap Diizinkan Dagang Lagi

Selain soal nakes Kota Jogja, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berdisiplin dalam protokol kesehatan. Selain itu, mobilitas juga perlu dikurangi. Sebab varian delta yang penyebarannya lebih cepat telah masuk ke DIY.

“Satu-satunya jalan mobilitas ditekan dan taat protokol kesehatan. Paling tidak 14 Hari enggak bertemu hilang nanti,” katanya.

Advertisement

Emma juga mengakui bahwa pelaksaan PPKM Darurat belum berjalan dengan optimal. Meski telah ada penurunan mobilitas dari merah menjadi kuning. Namun penambahan kasus termasuk nakes yang terpapar masih cukup signifikan di Kota Jogja.

“Kita kan ditarget mobilitas turun 50 persen dan memang sudah berubah menjadi 30 persen. Tapi kan penambahan kasusnya masih ada terus. Apalagi yang sekarang ini sebaran kasusnya lebih cepat,” ungkapnya.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif