SOLOPOS.COM - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas, keduanya duduk di kursi tamu undangan saat perayaan Hari Jadi ke 183 Bantul, Minggu (20/7/2014) di lapangan Trirenggo Bantul. (Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja)
Harianjogja.com, BANTUL-Dari 17 kecamatan di Bantul dan belasan instansi yang tampil dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) Bantul, ada penampilan paling menarik, yakni kehadiran ratusan umat Hindu tergabung dalam Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI).
Umat hindu dengan pakaian khas layaknya masyarakat Bali ini datang dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Surabaya, Bali, dan negara India.
Mewakili PDHI, Brahmana Gunawatara asal Bali mengaku terkesan dapat memeriahkan hari jadi Bantul. Ia bahkan datang tidak hanya dengan umat hindu yang ada di Indonesia namun tokoh Hindu asal India yakni Subak Suami Maharaj.
Di sepanjang jalan route kirab budaya umat Hindu menyanyikan Hari Krisna dengan ragam peralatan tetabuhan. Brahmana berharap Bantul bisa menjadi satu kabupaten yang terus menjaga pluralisme dan kesetaraan umat dalam membina perbedaan keyakinan.
“Patut disayangkan belum lama ini kami mendengar ada peristiwa intoleransi yang harusnya tidak sampai terjadi di DIY. Semua harus menerima perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi karena hidup utamanya adalah kerendahan,” kata Brahmana Gunawatara.
Kirab mengusung potensi yang ada di setiap kecamatan disambut hangat masyarakat dari lapangan Trirenggo hingga Alun-Alun Gedung Pemkab Bantul.
Tiap kecamatan tampil atraktif dengan busana Jawa dan pakaian kesenian yang ditampilkan seperti jathilan, reog hingga tari-tarian lainnya. Tiap kecamatan juga mengeluarkan ragam bentuk Gunungan baik tradisional maupun gunungan modern berbahan dari hasil bumi pertanian.