SOLOPOS.COM - Prosesi Labuhan Merapi di Kinahrejo pada Jumat(28/7/2017). (Rizky Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Ratusan pengunjung mengikuti arak-arakan prosesi Labuhan Merapi hingga ke Srimanganti, Kinahrejo pada Jumat

Harianjogja.com, SLEMAN -Ratusan pengunjung mengikuti arak-arakan prosesi Labuhan Merapi hingga ke Srimanganti, Kinahrejo pada Jumat(28/7/2017). Masyarakat kemudian setia mengikuti prosesi hingga selesai dan berharap limpahan berkah dari acara tersebut.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Ratusan pengunjung mulai berdatangan sejak dini hari, beberapa bahkan juga menginap di lokasi. Pengunjung yang datang juga beragam usia, mulai dari balita hingga usia senja meski sebagian besar masih berusia muda. Adapula warga yang telah naik ke Srimanganti sejak dini hari dan menunggu di lokasi prosesi.

Seusai berdoa, warga langsung mengerubungi lokasi tempat ubo rampe diletakkan dan berebutan bunga yang telah digunakan. “Buat ibu saya, pasti sangat senang sekali, membawa berkah,” ujar Wuri, salah satu perempuan patuh baya asal Pakem yang sengaja naik dengan susah payah dengan tujuan itu.

Warga juga tak serta merta turun dan masih menunggu ‘lorotan’ berupa sekepal nasi gurih beserta serundeng kelapa dan suwiran daging ayam. Makanan itu dibungkus dengan plastik putih dan kemudian dibagikan kepada warga yang mengantre hendak turun.

Sebelumnya, lorotan itu dibawa dengan keranjang dan didoakan oleh juru kunci Merapi kemudian dibungkus kecil-kecil oleh para abdi dalem wanita.

Arak-arakan bergerak sekitar pukul 06.30 WIB dengan dipimpin oleh juru kunci Merapi, Mbah Asih alias Mas Kliwon Surakhasohargo. Ubo rampe yang telah disemayamkan semalam itu didoakan sejenak sebelum mulai dibawa menuju Srimanganti. Rombongan kemudian sempat singgah di pos 1 yang berjarak 20 menit perjalanan untuk berdoa sejenak.

“Awalnya setelah erupsi Merapi, labuhan sempat dilakukan di sana sekitar 2011 karena itu disempatkan berdoa di sana juga,” terangnya ditemui usai prosesi kemarin.

Saat itu, ia menjelaskan, prosesi tidak mungkin dilakukan lebih dekat dengan Merapi lagi karena keadaan pasca Merapi.

Ia mengatakan jika labuhan yang merupakan Hajat Dalem Raja Kraton Yogyakarta ini merupakan awal dari perenungan diri sekaligus memanjatkan doa selamat kepada Tuhan.

Dijelaskan jika persiapan labuhan ini telah dilakukan hingga 3 bulan sebelumnya khusus untuk membersihkan jalur dari Kinahrejo ke Sri Manganti. Malam sebelumnya, digelar kenduri dan pagelaran wayang bagi masyarakat yang hadir sejak prosesi penyerahan ubo rampe di Kecamatan Cangkringan.

Dijelaskan juga persiapan labuhan ini telah dilakukan hingga 3 bulan sebelumnya khusus untuk membersihkan jalur dari Kinahrejo ke Sri Manganti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya