SOLOPOS.COM - Warga berjalan kaki melintasi jalan di Pengkol, Sriharjo yang terdampak longsor, Rabu (29/11/2017). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Meskipun hampir seluruh wilayah Kabupaten Bantul rawan akan bencana tanah longsor namun tak ada satu pun Early Warning System (EWS) deteksi longsor

 
Harianjogja.com, BANTUL--Meskipun hampir seluruh wilayah Kabupaten Bantul rawan akan bencana tanah longsor namun tak ada satu pun Early Warning System (EWS) deteksi longsor yang terpasang. Bantul hanya memiliki 29 EWS pendeteksi gempa yang berpotensi tsunami.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Baca juga : CUACA EKSTREM : Jalan ke Goa Selarong Putus, Proyek Perbaikan Terhenti

Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto menuturkan pihaknya tidak memiliki EWS pendeteksi rekahan tanah yang berpotensi longsor. Sebab menurutnya bencana hidrometrologi seperti longsor dan banjir dapat diprediksi dengan mengamati tanda-tanda awal yang muncul dan kondisi cuaca yang terjadi.

Oleh sebab itu menurutnya EWS, khususnya untuk bencana tanah longsor, belum dibutuhkan. Ia menyebut kebutuhan yang lebih substansial adalah langkah prefentif untuk menguatkan kapasitas masyarakat, terutama yang tinggal di zona merah rawan bencana.

“EWS hanya sarana. Substansinya bukan adanya EWS atau tidak tapi kesiapan masyarakat,” katanya kepada Harianjogja.com, Minggu (17/12/2017).

Menurutnya masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Sehingga mereka dapat bersiaga menghadapi potensi bencana yang mungkin bakal terjadi. Ia juga berharap dengan edukasi tersebut, masyarakat yang tinggal di daerah rawan juga mau berpindah atau direlokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya