SOLOPOS.COM - Logo 11 Tahun UU Keistimewaan DIY. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO – Memperingati hari jadi ke-11 Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Paniradya Kaistimewan menggelar serangkaian kegiatan mulai 11 Agustus hingga 11 September 2023.

Mengusung tema Adheganing Amerta, Paniradya Pati DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan tema ini diusung untuk mendorong dan menjaga warisan budaya. Ia menilai sebagai daerah istimewa, Jogja punya banyak jenis budaya yang bisa dikembangkan dan dilestarikan.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Paniradya Pati DIY, Aris Eko Nugroho. (Istimewa)

“Pesan yang diusung adalah mengenai Kaistimewaan Jogja ini bisa meluaskan aktivitasnya, terutama warisan budaya benda ataupun tak benda dilihat dari sisi roh budaya, pemeliharaan ataupun pengembangannya Diharapkan semua aktivitas keistimewaan jadi satu lingkungan terpadu,” ucapnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (30/8/2023).

Aris melanjutkan, sejauh ini sudah banyak hal yang dilakukan oleh Paniradya Kaistimewaan dalam 11 tahun usia UU No. 13/2012. Ia mengatakan sudah banyak kemajuan yang sudah tercapai.

“Intinya di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sudah kami lampaui semua indikator makro baik pertanahan, tata ruang kelembagaan dan kebudayaan. Indeks kemajuan kebudayaan berkaitan pelaksanaan kegaiatan juga makin luas bukan hanya di Pemda, tapi sudah mencapai tingkat kelurahan di dua sampai tiga tahun ini. Pelaksanaannya dilakukan langsung dari padukuhan, maupun kelembagaan seperti di Kulon Progo,” lanjutnya.

Logo 11 Tahun UU Keistimewaan DIY. (Istimewa).

Terkait konsep ngurupi atau menggerakkan ekonomi rakyat, Aris mengatakan saat ini memang masih ada beberapa catatan perbaikan. Namun, ia menyebut semua masih bagian dari proses yang akan terus berkembang nantinya.

“Kaitannya dengan nguri-uri, nguripi dan menjadi bagian kehidupan itu kan proses. Ada beberapa yang masih dalam tahapan melindungi dan memelihara bagaimana ini akan menjadi titik mula mengembangkan. Bagi mengembangkan itu ada inovasi baik tata ruang, kelembagaan ataupun pertanahan, contohnya ada 145 inovasi yang dilakukan di kabupaten kota yang bersinergi dengan Dana Istimewa,” ulasnya.

Aris melanjutkan, untuk memperingati 11 tahun Kaistimewaan DIY, pihaknya menggelar sejumlah kegiatan selama satu bulan sejak 11 Agustus hingga 11 September. “Kami selama 30 hari menggelar event jumlahnya 1.064 aktivitas, contoh kecil, mulai 11 Agustus-11 September dan puncaknya di 31 Agustus karena lahirnya UU Kaistimewaan, ada aktivitas mulai tadi malam ada wayang wisata istimewa dan gelaran pameran UMKM, untuk tahun ini berpysat di Kulon Progo,” ujarnya.

Aris berharap kedepan akan ada beberapa perbaikan untuk menghapus stigma negatif Jogja, termasuk kemiskinan dan masalah persampahan. “Visi kami tetap sesuai arahan Ngerso Dalem baik itu berkaitan dengan visi atau reformasi birokrasi. Intinya kami ingin menjawab beberapa pertanyaan masyarakat termasuk stigma negatif yang coba kami urai, kami akan mulai agar pertanyaan stigma tersebut bisa dihapus. Stigma itu seperti kabupaten termiskin, dikatakan tidak peduli dengan sampah, stunting juga tinggi,” jelasnya.

Logo Dana Keistimewaan.

Terpisah, Warga Jogja, Murti Maharini, mengatakan kemajuan Provinsi DIY sangat pesat dengan adanya UU No.13/2013. Ia menilai kemajuan terpesat adalah terkait budaya Jawa yang sangat kental dan terlihat di penjuru kabupaten dan kota.

“Saat ini Jogja semakin maju terutama di bidang budaya dan pemerintahan. Semuanya sangat patuh terhadap Ngarso Dalem jadi lebih ayem dan tidak ada ribut-ribut seperti di daerah lain saat pemilihan kepala daerah. Sama sekarang di tiap sudut Jogja terasa sekali Jawa-nya, di bangunan kelurahan, kecamatan bahkan bank sekarang ada Huruf Jawa, pegawainya juga pakai seragam adat Jawa lengkap,” ulasnya.

Ke depannya, Murti berharap akan terhapusnya stigma negatif dari Provinsi DIY seperti daerah termiskin hingga masalah stunting. “Ya harapan ke depan ada peningkatan kesejahteraan, jadi enggak dikenal lagi sebagai daerah termiskin atau yang stunting-nya tinggi,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya