SOLOPOS.COM - JALUR LINGKAR JABODETABEK

Harianjogja.com, JOGJA – Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, mengatakan realisasi kereta rel listrik relasi Kutoarjo-Solo menunggu pemasangan jaringan listrik aliran atas di sepanjang jalur tersebut.

“Selama jaringan listriknya sudah ada, maka kami akan siap mengoperasionalkan kereta rel listrik (KRL),” kata Jonan, Minggu (10/8/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, operasional KRL untuk melayani penumpang lokal akan sangat efisien karena bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibanding kereta komuter yang ada saat ini.

Selain itu, operasional kereta komuter bermesin diesel seperti kereta Prambanan Ekspres (Prameks) sangat rentan mengalami kerusakan.

“Kapasitas angkut di tiap gerbong KRL bisa mencapai 200 orang. Jika setiap KRL memiliki delapan gerbong, maka kapasitas angkutnya bisa mencapai 1.600 orang,” katanya.

KRL tersebut akan sangat efisien jika dijalankan secara rutin satu jam sekali, atau minimal 15 kali perjalanan pulang pergi antara Kutoarjo-Yogyakarta-Solo.

Berdasarkan data di PT KAI Daerah Operasi VI Jogja, rata-rata penumpang kereta Prameks adalah 8.000 hingga 9.000 orang per hari.

Jonan menambahkan, KRL yang nantinya dimanfaatkan di Jogja berasal dari KRL yang ada di Jabodetabek. “Nanti bisa dibangunkan ‘boarding’ sendiri sehingga tidak mengganggu arus penumpang jarak jauh di stasiun,” katanya.

Selama ini, angkutan komuter di Yogyakarta dilayani oleh Kereta Prameks dan Sriwedari.

“Mulai tahun depan, akan ada tambahan cadangan dan tiket Prameks bisa dibeli satu bulan sebelumnya. Pembelian dilakukan untuk tiket pulang-pergi. Jika sudah ada KRL maka sistemnya diganti dengan kartu seperti di Jabodetabek,” katanya.

Selain KRL, PT KAI juga akan terus membangun jalur ganda di jalur selatan, khususnya untuk menghubungkan Kroya hingga Purwokerto dan Solo hingga Surabaya.

“Pembangunan jalur ganda diperkirakan membutuhkan waktu dua tahun. Pembangunan dimulai tahun depan sehingga pada 2017 sudah bisa diselesaikan,” katanya.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) PT KAI Daerah Operasi VI Jogja Susi Muniwati mengatakan kapasitas angkut untuk kereta komuter masih terbatas.

“Kami pun sering menolak penumpang karena batas maksimal angkutan komuter adalah 150 persen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya