SOLOPOS.COM - Sebanyak 20 peserta yang merupakan relawan muda bentukan BNN RI dan Kemenpora RI ikut dalam pengembangan kapasitas yang dilaksankan oleh BNNK Sleman di Mlati, Kamis (26/10/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sleman menggelar pengembangan kapasitas bagi 20 relawan pemuda di Mlati, Kamis (26/10/2017)

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sleman menggelar pengembangan kapasitas bagi 20 relawan pemuda di Mlati, Kamis (26/10/2017).Relawan yang masih belia dianggap menjadi perpanjangan tangan yang efektif untuk memerangi peredaran narkoba di generasi muda.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Acara bertajuk Optimalisasi Sinergitas Program Pemberdayaan Penggiat Anti Narkoba di Lingkungan Masyarakat ini baru pertama kalinya digelar oleh BNNK Sleman. Peserta merupakan relawasan muda yang dibentuk oleh BNN RI bersama Kementrian Pemuda Olahraga beberapa waktu belakangan.

Para relawan dipilih yang masih berusia 17 sampai 25 tahun dengan status pelajar dan mahasiswa dari berbagai kecamatan di Sleman.

Kuntadi, Kepala BNNK Sleman mengatakan ada sejumlah pengetahuan yang harus dipahami oleh para relawan ini sebelum ikut serta dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

“Paling pertama harus tahu dulu kondisi peredaran narkoba di Sleman sehingga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” ujarnya ditemui di lokasi acara kemarin.

Relawan belia ini juga menurutnya perlu dibekali dengan pengetahuan akan jenis narkoba yang ada serta gejala awal yang ditunjukkan oleh pengguna. Selain itu, cara komunikasi publik guna menyampaikan informasi soal P4GN juga menjadi salah satu hal yang harus dikuasai pula sebelum melakukan tugasnya.

Kuntadi menilai relawan muda merupakan kalangan yang paling mudah merangkul penggunan narkotika. Pasalnya, sejauh ini peredaran narkotika paling banyak mengincar anak muda. Apalagi, pengguna narkotika di Sleman juga banyak didominasi oleh mahasiswa dan pelajar. Psikotropika kini menjadi jenis yang paling banyak dikonsumsi khususnya oleh pengguna pemula.

Relawan muda ini nantinya diminta untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya. Perangkat desa, tambah Kuntadi, bisa memfasilitasi penyuluhan P4GN yang akan dilakukan karena relawan bentukan pusat ini memang tidak dibekali dengan anggaran tertentu.

Selain itu, kolaborasi juga bisa dilakukan dengan Satgas Anti Narkoba yang sudah dibentuk di 34 desa dari 86 desa di Sleman. Satgas tersebut juga tersedia di kecamatan yang paling rawan peredaran narkoba seperti Depok, Mlati, dan Ngaglik.

Lebih lanjut, relawan ini juga akan dibimbing untuk menyusun rencana tindak lanjut upaya pencegahan narkotika yang kemudian akan diaplikasikan di daerahnya masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya