Jogja
Kamis, 15 Agustus 2013 - 17:13 WIB

RELOKASI WARGA PANTAI SAMAS : Sikap Warga Terbelah

Redaksi Solopos.com  /  Yudi Kusdiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi abrasi pantai. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Salah satu rumah di Pantai Samas yang hancur akibat abrasi

Harian Jogja.com, BANTUL—Rencana Pemkab Bantul merelokasi warga Pantai Samas yang tinggal di kawasan rawan bencana abrasi kini menimbulkan kontroversi. Sebagian warga memilih tetap bertahan dan menolak relokasi.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, pihaknya mendapat kabar ada sebagian warga yang menolak relokasi.

Alasannya, area Pantai Samas telah menjadi sumber penghidupan warga karena di tempat ini banyak warga yang hidup dari berdagang. Selain itu kata Dwi, pemerintah bermaksud menata ulang area Pantai Samas yang selama ini dikenal banyak terdapat prostitusi liar.

“Memang ada yang menolak, padahal Pemkab kan maunya menata Samas agar menjadi lebih bagus lagi,” ujar Dwi, Kamis (15/8/2013).

Advertisement

Saat ini, BPBD tengah menyiapkan agenda sosialisasi kepada warga untuk direlokasi. Pemerintah menargetkan, sosialisasi kepada warga selesai tahun ini. Tahun depan, secara bertahap puluhan KK tersebut telah dipindahkan ke tempat yang baru.

Terpisah, warga Pantai Samas, Tri Mulyadi, mengakui sikap warga terpecah soal rencana relokasi. Penolakan terutama datang dari warga pendatang yang terlanjur mengontrak rumah petak atau kios di Pantai Samas.

“Warga maunya kalau pun dipindah tapi tidak jauh dari pantai supaya tetap dapat berjualan. Kalau jauh di kampung sulit,” ujarnya.

Advertisement

Sementara warga yang berprofesi sebagai nelayan cenderung sepakat untuk direlokasi. Sebab ancaman abrasi semakin dekat. Saat ini lanjut Tri, arah aliran air pantai bergerak ke barat mendekati pemukiman warga.

“Sekarang malah dekat ke rumah saya, jarak dengan bibir muara ke rumah hanya sekitar tujuh sampai delapan meter,” ungkap Tri.

Abrasi di Pantai Samas saat ini semakin parah. Pada pengujung Juni 2013 lalu, sedikitnya empat rumah warga hilang ditelan abrasi. Belasan jiwa terpaksa mengungsi akibat kejadian itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif