SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA — Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Jogja mengganti kerusakan 25 meter talut Kali Buntung di Karangwaru, Tegalrejo, dengan bronjong. Hal itu dilakukan agar retakan tanah yang terjadi di bantaran sungai tersebut tidak semakin lebar.

Sayang, hingga kini untuk kerusakan pemukiman di wilayah tersebut belum mendapat bantuan. Padahal, pascaambrolnya talut di wilayah tersebut retakan rumah milik warga semakin merekah. Bila tidak ada penanganan secepatnya, dikhawatirkan permukiman penduduk yang terdampak bencana tersebut bisa semakin rusak.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Kalau bantuan bronjong memang sudah ada warga akan semampunya mengerjakan. Cuma, untuk permukiman penduduk yang terkena dampak belum ada bantuan,” kata Ketua RW 04 Karangwaru, Imam Munajat saat dihubungi Kamis (3/1/2013).

Dia mencontohkan, ada dua rumah milik warga yang rumahnya rusak akibat bantaran Kali Buntung tergerus air. “Retakan di rumah Bu Bahrun dan Pak Isdiyanto semakin lebar. Tapi sampai saat ini belum ada bantuan sehingga belum bisa ditempati,” tutu Imam.

Sementara di secara terpisah, Kepala Dinas Kimpraswil Jogja, Toto Suroto mengatakan, pihaknya sudah mengirim bahan material untuk memperbaiki talut yang rusak. “Untuk sementara, hanya dipasang bronjong. Kebutuhan bronjong panjang 25 meter tinggi tiga meter. Untuk perbaikan permanen bisa dilakukan seusai musim hujan agar talut tidak rusak lagi.”

Pemasangan bronjong tersebut diserahkan sepenuhnya kepada warga sekitar melalui swakarya. Meski begitu, sambungnya, pemasangan bronjong tersebut jangan sampai memakan sungai agar tidak ada penyempitan badan sungai.

“Material sudah didrop. Begitu juga dengan talut di wilayah Klitren yang berbatasan dengan Sleman. Bronjong sudah kami kirim dan pengerjaannya dilakukan oleh provinsi,” tambah Toto.

Hujan deras yang terjadi Minggu (30/12/2013) mengakibatkan kerusakan di wilayah Karangwaru akibat derasnya aliran Sungai Buntung. Selain mengakibatkan rumah rusak, derasnya aliran sungai tersebut juga membuat talud di sekitar rusak sepanjang 25 meter dengan tinggi tiga meter.

Hingga kini, lima KK atau sebanyak 18 jiwa warga RT 10 RW 04, masih  bertahan di lokasi pengungsian lantaran bangunannya tidak memungkinkan untuk ditempati kembali. “Rumah-rumah di RT 10 kondisinya memprihatinkan, banyak retakan-retakan. Kami khawatir, kalau ada banjir susulan lagi tanahnya bisa tergerus dan meruntuhkan bangunan. Jadi, untuk sementara, diamankan dulu,” terang Lurah Karangwaru Suhardi.

Adapun tiga KK yang terdiri dari delapan jiwa dari RT 2 RW 01 sudah kembali ke rumahnya. Hal itu lantaran air hujan yang sempat meluap dari Kali Buntung hanya menggenangi rumahnya. “Di RT 2 rumahnya hanya terandam. Ini sudah menjadi agenda rutin tahunan. Tahun baru 2012 lalu, juga terjadi hal yang sama,” jelas Suhardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya