SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun memberikan pemaparan saat sosialisasi pencegahan stunting sejak dini 1.000 hari pertama kehidupan, melalui kemandirian keluarga, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (25/1/2018). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Persoalan gizi, pola asuh hingga kemiskinan sebabkan anak stunting.

Harianjogja.com, SLEMAN–Ribuan balita menderita stunting (tubuh pendek) sehingga pertumbuhan badan anak tidak berkembang baik. Asupan gizi yang buruk menjadi salah satu penyebabnya.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Bambang Suharjana mengatakan jumlah balita yang mengalami stunting selama 2017 jumlahnya ada ribuan. ”Ada 11,9% atau sekitar 8.211 [balita stunting] dari total sekitar 69.000 balita yang ada di Sleman,” kata dia saat menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (25/1/2018).

Berdasarkan data tersebut, kasus stunting terbanyak selama ini terjadi di Kecamatan Moyudan, Minggir, Sayegan, Kalasan, dan Prambanan. Padahal di sejumlah kecamatan tersebut terkenal sebagai lumbung pangan di Sleman, sehingga untuk kebutuhan nutrisi balita seharusnya dapat dengan mudah diakses.

Namun demikian menurutnya memang tidak hanya faktor ketersediaan pangan saja yang menyebabkan stunting. Faktor pola asuh orang tua juga sangat berpengaruh terhadap asupan gizi yang diterima anak. Selain itu ada banyak faktor lain seperti kemiskinan, infeksi, dan juga keturunan yang turut mempengaruhi.

“Kami belum tahu faktor dominan penyebab stunting. Kami bersama dengan dinas lain masih melakukan analisis faktor apa yang selama ini menjadi faktor dominan mempengaruhi stunting,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengatakan upaya untuk menekan angka gizi buruk dan anak penderita stunting kini terus dilakukan. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi tentang pencegahan stunting sejak dini yakni 1.000 hari pertama kehidupan, melalui kemandirian keluarga.

“Ini penting karena yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pada masa 1.000 hari kehidupan itu. Sehingga sosialisasi ini penting untuk masyarakat agar tahu bagaimana cara memenuhi asupan gizi anak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya