SOLOPOS.COM - Ratusan warga rela mengantre di Dukcapil Sleman untuk mengurus adminduk, Senin (29/1/2018). (Harian Jogja/Abdul Hamid Razak)

Warga datang sejak pagi untuk mendapatkan nomor antrean

Harianjogja.com, SLEMAN-Antusiasme warga mengurus layanan administrasi kependudukan dan catatan sipil cukup tinggi. Sayangnya, ruang tunggu layanan administrasi kependudukan (adminduk) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Sleman dinilai tidak representatif.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Antrean warga sudah tampak sejak pukul 06.00 pagi. Mereka rela datang sejak pagi untuk mendapatkan nomor antrean. Padahal jam pelayanan kantor baru dibuka pukul 08.00. Tak ayal, warga yang tidak sabar menunggu berdesak-desakan untuk mengambil nomor antrean. Suasana halaman Disdukcapil pun riuh.

“Sudah banyak yang antre sejak pagi, itu saja nomor antreannya sudah ratusan. Saya baru ambil nomor antrean pukul 08.00 dapat nomor 400,” kata Widyawati warga Tlogoadi, Mlati, Senin (29/1/2018).

Lantaran tidak dapat tempat duduk di ruang tunggu, Widya bersama warga lainnya memilih duduk di halaman gedung. Sebagian warga juga terlihat duduk berjejer ataupun melingkar bersama di pojok gedung. Tidal sedikit pula yang memilih pulang karena mendapat nomor antrean di atas 500. “Kata Satpam, kalau di atas 500 bisa dilayani di atas pukul 13.00, saya mending pulang dulu,” kata Teguh Santoso, warga Sardonoharjo, Ngaglik.

Berbeda dengannya, Feni Dewi, warga Gandok, Wedomartani, Ngemplak memilih bertahan di halaman Disdukcapil meskipun mendapat antrean 700. “Dari pada pulang, bolak-balik jauh. Kasihan anak saya. Lagi pula ini datang barsama ibu-ibu dusun lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, sempitnya ruang layanan dan juga ruang tunggu menyebabkan terjadinya penumpukan warga. Seharuanya, kata Feni, Dinas mengantisipasi banyaknya warga yang mengurus adminduk, salah satunya Kartu Identitas Anak (KIA). “Harusnya ada tenda di luar sama kursi biar tidak banyak yang duduk di tanah (halaman). Apalagi banyak anak ikut untuk mengurus KIA,” ujar Feni yang mengurus KIA anaknya, Evan Dimas, 2.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Disdukcapil Sleman Jazim Sumirat mengakui jika pengajuan permohonan KIA membludak. Menurut Jazim, setiap hari rata-rata pelayanan KIA antara 500-800 orang. Bila kondisi ini terus terjadi, diperkirakan 24.000 blangko KIA yang disediakan untuk tahap ini habis dalam waktu dekat.  “Terkait keberadaan fasilitas tenda, kami upayakan,” katanya.

Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Sleman Endang Mulatsih mengatakan, pihaknya sebenarnya ingin meningkatkan layanan KIA dengan sistem online. “Untuk layanan online sudah beberapa kali saya usulkan. Pak Kadis juga sudah setuju.  Tunggu tindak lanjutnya dari bidang terkait,” ujarnya.

Berdasarkan data Dukcapil, potensi anak berusia di bawah 17 tahun  mencapai 260.000. Sementara, jumlah pemohon KIA sejak 28 November 2017 hingga akhir Januari 2018 mencapai 22.000 pemohon. Jumlah KIA yang tercetak sampai saat ini 6.000 kartu. Dukcapil menargetkan pengadaan blangko sebanyak 70.000 untuk pengadaan 2018 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya