SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas pemadam kebakaran melakukan simulasi memadamkan api di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kamis (7/12/2017). (Harian Jogja/Irwan A. Syambudi)

Dengan digelarnya simulasi di RSUD Wonosari menjadi bukti bahwa rumah sakit telah siaga menghadapi kebencanaan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Rumah sakit dinilai memiliki resiko tinggi kebakaran karena banyak menyimpan barang-barang kimia yang mudah terbakar. Oleh sebab itu, standar pengamanan perlu diperketat dan simulasi penanganan kebakaran harus dioptimalkan.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalop) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Marno mengatakan, simulasi bencana di rumah sakit dilakukan rutin setiap tahun karena memiliki potensi bencana sangat tinggi. “Rumah sakit banyak menyimpan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar,” kata dia, Kamis (7/12/2017).

Oleh sebab itu, simulasi diadakan untuk kesiapsiagaan baik dari petugas, medis, dokter, pasien, keluarga pasien bagaimana menghadapi situasi darurat. Menurut Marno, dengan digelarnya simulasi di RSUD Wonosari menjadi bukti bahwa rumah sakit telah siaga menghadapi kebencanaan.

Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan, sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit dan standar managemen fasilitas serta keselamatan, diwajibkan rumah sakit melakukan simulasi penanggulangan terhadap bencana. Untuk itu di RSUD Wonosari, setiap tahun melakukan simulasi penanggulangan bencana.

Untuk kali ini simulasi bencana kebakaran melibatkan sebanyak 198 karyawan RSUD Wonosari dan juga delapan instansi eksternal meliputi kepolisian, pemadam, koramil, dan BPBD, GES, Dinas Kesehatan dan Dinas Satpol PP. Dalam simulasi disekenariokan telah terjadi bencana gempa bumi. Guncangan dahsyat mengakibatkan ruang keperawatan Bangsal Dahlia RSUD Wonosari terbakar.

Tergambar situasi sangat panik. Upaya penyelamatan korban dilakukan oleh petugas. Dalam kejadian itu diceritakan ada 20 korban. Sebanyak tiga korban meninggal dunia, lima korban mengalami luka berat, tujuh luka sedang dan lima korban luka ringan.

“Saya mengucapkan terimakasih karena pelaksanaan simulasi dilakukan dengan serius. Kami semua tidak berharap bencana datang, namun kesiapsiagaan harus dilakukan,” kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya