Jogja
Senin, 29 April 2013 - 14:45 WIB

Rumah Sakit Sentolo Tanpa Kelas, Ditarget Buka 2014

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Rumah Sakit (Reuters)

Ilustrasi Rumah Sakit/Reuters

KULONPROGO-Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, menargetkan Rumah Sakit (RS) Tipe D Sentolo mulai beroperasi pada Januari 2014.

Advertisement

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Senin, mengatakan pada 2012 baru proses pembebasan lahan dan pembangun infrastruktur tahap pertama.

“Kami menargetkan Desember 2013, sudah selesai pembangunan tahap pertamanya. Sehingga Januari 2014 sudah operasional meski belum sempurna,” kata Hasto Senin (29/4).

Advertisement

“Kami menargetkan Desember 2013, sudah selesai pembangunan tahap pertamanya. Sehingga Januari 2014 sudah operasional meski belum sempurna,” kata Hasto Senin (29/4).

Ia mengatakan, RS tipe D Sentolo dibangun di tanah kas Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, dengan luas lahan 6.500 meter persegi. Selain itu, Pemkab akan membangun autis center dengan lahan seluas 6.000 meter.

Sebelumnya, Hasto mengatakan latar belakang dibangunnya RS tipe D Sentolo untuk mengantisipasi banyaknya pasien di RSUD Wates yang tidak dapat ditampung. Rencananya, RS Sentolo itu akan dilengkapi 100 tempat tidur.

Advertisement

“Dengan adanya aturan tanpa kelas ini, semua pasien bisa diperlakukan sama oleh para tenaga medis. Tidak ada yang diprioritaskan,” kata Hasto.

Dia mengatakan, ke depan rumah sakit ini juga akan dikembangkan sebagai pusat pengobatan kanker. Sebab, selama ini pelayanan pengobatan kanker di DIY tidak cukup memadai. Sehingga dengan pengembangan ini dapat melayani penderita kanker di DIY dan Jateng Selatan.

“Posisi rumah sakit juga akan terhubung dengan pusat tumbuh kembang dan pusat autis yang rencananya bakal dibangun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tenaga medisnya nanti mengoptimalkan yang ada dirumah sakit dan puskesmas di Kulon Progo,” katanya.

Advertisement

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan pemkab sudah mengalokasikan anggaran Rp6 miliar untuk pembangunan tahap awal. Secara keseluruhan, pembangunan rumah sakit tanpa kelas itu membutuhkan anggaran hingga Rp20 miliar.

Selain itu, Kementerian Kesehatan memberikan batuan sebesar Rp10 miliar dalam bentuk peralatan medis.

“Ini proyek secara bertahap mengantisipasi jika dana bantuan di luar APBD Kulon Progo tidak segera turun. Kami juga mengajukan anggaran ke Pemda DIY Rp20 miliar,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif