SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi perajin gerabah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto ilustrasi perajin gerabah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, BANTUL- Kendati rupiah melemah semenjak sepekan terakhir, para perajin gerabah belum merasakan peningkatan omzet dari hasil ekspor produk ke luar negeri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Purwanto, pemilik showroom Yopan Ceramic di Kasongan, Bantul mengatakan permintaan barang dari luar negeri masih sepi. “Biasanya kalau rupiah melemah, pesanan akan naik, ini sampai sekarang belum,” ujarnya ditemui Rabu (28/8/2013).

Ia masih menunggu hingga beberapa bulan ke depan terkait fluktuasi nilai rupiah saat ini serta dampaknya pada permintaan produk. “Mungkin beberapa bulan ke depan baru terasa,” imbuhnya.

Purwanto mengakui, sepinya permintaan gerabah terutama dari pasar Amerika Serikat dan Eropa.

“Biasanya ke Belanda tiap tiga bulan ngirim barang, sekarang ini sudah dua bulan tidak ada permintaan. Logikanya harusnya untung dengan kondisi saat ini [bila ada penjualan barang ke luar negeri],” tutur Purwanto.

Koordinator Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gerabah, Kasongan Suwarjo membenarkan, melemahnya rupiah saat ini belum berpengaruh signifikan pada peningkatan omzet. “Sampai sekarang masih sama dengan waktu-waktu sebelumnya, mungkin karena masih baru terjadi [pelemahan rupiah],” terang Suwarjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya