SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Harianjogja.com, BANTUL—Program rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Bantul diduga salah sasaran. Selain ditengarai dihuni mayoritas warga luar Bantul, pemilik mobil yang dianggap warga mampu juga tinggal di Rusunawa.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bantul pada Senin (8/12/2014) lalu menggelar kunjungan ke rusunawa di Kecamatan Sewon terkait dengan pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) mengenai retribusi jasa umum yang kini tengah digodok Dewan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kunjungan itu menemukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan pembangunan Rusunawa.

Wakil Ketua DPRD Bantul, sekaligus anggota Pansus Raperda Retribusi Jasa Umum, Mahmud Ardi Widanto, mengungkapkan Dewan menemukan penghuni rusunawa kebanyakan warga luar Bantul padahal rusunawa memprioritaskan warga Bantul yang tidak memiliki tempat tinggal.

“Kami mengambil sampel mewawancarai tiga kamar penghuni. Dari tiga orang itu, dua di antaranya warga Madiun [Jawa Timur] dan Kota Jogja. Jumlah warga Bantul lebih sedikit,” ujarnya, Selasa (9/12/2014).

Selain itu, syarat yang diberlakukan bagi warga yang ingin menghuni rusunawa juga tidak ketat. Hanya disyaratkan berpenghasilan rendah. Tidak disertai bukti berupa keterangan warga tidak mampu dari ketua rukun tetangga, kepala dusun atau kepala desa untuk menguatkan alasan.

Tim Pengelola Rusunawa Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bantul Anang Surya membantah rusunawa di Sewon dihuni mayoritas warga luar Bantul.

Kesimpulan Dewan soal rusunawa itu dihuni mayoritas warga luar Bantul tidak dapat dibenarkan karena sampel yang diambil sangat kecil, hanya tiga kamar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya