SOLOPOS.COM - Sebagian adik-adik Sultan bertemu dengan tokoh. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sabda Raja mengenai pergantian nama HB X dan GKR Pembayun disesalkan Ketua Dewan Kebudayaan DIY.

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Dewan Kebudayaan DIY sekaligus anggota PP Muhammadiyah Ahmad Charis Zubair mengatakan secara resmi PP Muhammadiyah belum mengeluarkan pernyataan sikap terkait Sabda Raja. Akan tetapi, ungkapnya, sebagian pendapat anggota PP Muhammadiyah menyayangkan sekaligus tidak setuju dengan pergantian nama Sultan HB X dan Pembayun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dinilainya, pergantian nama merupakan hal unhistorical. Diuraikannya, nama Buwono menjadi Bawono sudah menyalahi aturan, sebab Buwono berarti bumi sedangkan Bawono adalah alam semesta. Kalifatullah, jabarnya, sebagai pengunci tugas manusia yang dilakukan di muka bumi, bukan alam semesta.

“Kalau istilah bahasa Jawa ini kabotan jeneng,” tuturnya, Minggu (10/5/2015).

Demikian pula dengan gelar yang diberikan kepada Pembayun, Mangkubumi dalam sejarahnya merupakan nama untuk putra mahkota laki-laki.

Terkait suksesi Kraton, Charis mengatakan persoalan ini bukan masalah internal karena Kraton Jogja bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari NKRI.

“Implikasi politik harus diperhitungkan,” ujarnya.

Ditegaskannya, masalah ini tidak ada kaitannya dengan demokrasi atau kesetaraan gender sebab ini murni persoalan sejarah yang harus diluruskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya