SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenian rakyat (JIBI/Harian Jogja Desi Suryanto)

Sabda Raja, perubahan mendasar terhadap fondasi 250 tahun, tidak cukup dilakukan dalam Sabda Raja selama lima menit.

Harianjogja.com, JOGJA-Kisruh di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tidak hanya menuai penolakan dari adik-adik Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X tetapi juga keresahan perangkat desa.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Pakar Ilmu Politik dan Pemerintahan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Dardias Kurniadi, mengatakan arah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat saat ini belum jelas.

Bayu mengatakan Sabda Raja telah menghapus fondasi paling utama di Kasultanan, yakni garis keturuan darah laki-laki. Menurutnya, fondasi garis darah tidak hanya monopoli Kasultanan dan Kerajaan Mataram Islam, tetapi seluruh Kasultanan di Nusantara.

“Perubahan mendasar terhadap fondasi 250 tahun tidak cukup hanya dilakukan dalam Sabda Raja lima menit,” kata Bayu melalui ponsel, Rabu (6/5/2015).

Bayu mengatakan, sejak 1999-2012, Kasultanan menekankan pentingnya sejarah dan tradisi demi tercapainya UUK di DIY.

“Yang diharapkan dari institusi tradisional bukan perubahan tetapi justru ketetapan,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya