Jogja
Selasa, 4 Oktober 2011 - 15:59 WIB

Sabung ayam, enam pedagang diamankan Polsek Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Puluhan pedagang ayam dari lapangan Dwi Windu Bantul menggeruduk Mapolsek Bantul, Selasa (4/10) siang. Kedatangan mereka adalah buntut dari penangkapan enam pedagang yang diduga berjudi sabung ayam pada pagi harinya.

“Ngabrukke atau menyabung ayam itu sudah tradisi pedagang untuk promosi. Sama sekali tidak ada unsur judi di dalamnya,” tegas Yono, 35, salah satu pedagang asal Mandingan, Bantul yang tergabung dalam aksi solidaritas pedagang ayam itu, kemarin.

Advertisement

Pedagang lain asal Sewon, Daryanto, 43, menuturkan penangkapan keenam pedagang itu bermula ketika puluhan anggota polisi bertandang ke lapangan Dwi Windu sekitar pukul 10.00 WIB. Waktu itu sebagian pedagang tengah asik menyabung ayam dagangan mereka di hadapan calon pembelinya.

“Polisi berdatangan dari berbagai penjuru. Tanpa aba-aba langsung menangkapi kami satu per satu. Sempat tegang, karena sebagian pedagang mencoba melawan,” kata Daryanto. Selain mengamankan enam pedagang, polisi juga menyita tujuh ekor ayam, sejumlah ember plastik untuk memandikan ayam, serta kaleng berisi uang sekitar Rp147.000 sebagai barang bukti.

Maryadi, 50, penyedia jasa pemandian ayam di lapangan Dwi Windu menjelaskan, uang dalam kaleng itu bukan hasil taruhan. Melainkan upah yang diterimanya untuk memandikan ayam aduan milik pedagang. “Cukup seribu untuk memandikan satu ekor ayam,” jelasnya.

Advertisement

Sekitar pukul 11.30 WIB, perwakilan pedagang diterima Kapolsek Bantul. Dari hasil dialog sekitar 30 menit, diperoleh kesepakatan agar para pedagang tidak lagi menyabung ayam secara terang-terangan di lapangan Dwi Windu.

“Kami menindaklanjuti laporan warga yang resah melihat maraknya aksi sabung ayam, terutama tiap hari pasaran Kliwon dan Pahing,” terang Kapolsek Bantul, Kompol Aji Hartato. Meski para pedagang mengaku tidak ada taruhan, lanjut dia, sabung ayam di lapangan Dwi Windu yang berdekatan dengan Masjid Agung Bantul dipandang kurang etis.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif