SOLOPOS.COM - Warga memperebutkan gunungan hasil bumi. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ada yang berbeda dengan ibadah misa ekaresti yang digelar umat katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul Minggu (19/10/2014). Ibadah kali ini dimeriahkan empat gunungan hasil bumi.
Salah satu umat petani yang tinggal di Lingkungan Santo Fransiskus Asisi Kepek, Wonosari FX Suyono mengatakan, misa tersebut digelar sebagai bentuk syukur atas hasil bumi selama ini. Selain itu, lanjut dia, secara khusus umat katolik mendoakan keselamatan dan masa depan pemerintahan Indonesia baru. Empat gunungan persembahan umat itu tersusun atas hasil bumi seperti padi, ubi-ubian, palawija, dan buah-buahan.
Diaa menambahkan gunungan tersebut mendapat berkat dari Romo Antonisus Hadi Cahyono Pr. sebelum diperebutkan ratusan umat yang hadir. Dalam misa tersebut, umat katolik yang mata pencaharian sebagai pertani turut meminta berkat romo atas alat pertanian dan benih pertanian yang akan ditanam sebagai kesiapan musim hujan tiba nanti. Hal itu turut membuat misa tersebut menarik.
“Petani sudah mulai menyiapkan lahan karena musim hujan sudah hampir datang. Untuk itu, alat pertanian dan benih padi yang siap tanam, saya mintakan berkat Tuhan melalui Romo,” kata FX Suyono kepada Harianjogja.com di sela-sela misa.
Sekretaris Dewan Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Albertus Dedi Kurniawan menambahkan misa dengan menampilkan gunungan hasil bumi ini merupakan partisipasi gereja untuk memperingati momentum hari pangan sedunia.
“Hari pangan tidak hanya identik dengan kaum petani. Seluruh profesi umat dari wiraswasta, swastawa, hingga pegawai pemerintahan menyatukan syukur atas rejeki pangan dalam empat gunungan,” ujar dia.