SOLOPOS.COM - Pemulung masih tetap bertahan di TPA Piyungan meski tidak ada lagi kiriman sampah, Senin (24/7/2023). Mereka memanfaatkan sisa-sisa sampah sebelumnya. - Harian Jogja - Ujang Hasanudin

Solopos.com, JOGJA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terpaksa membuka TPA Piyungan secara terbatas. Pembukaan TPA Piyungan ini dilakukan karena terjadi fenomena tumpukan sampah yang masih bermunculan di beberapa titik dan depo sampah yang penuh.

Program desentralisasi sampah diketahui sudah berjalan kurang lebih satu bulan sejak diterapkan 1 Mei lalu, Pemkot Jogja terlihat masih kewalahan menangani titik pembuangan sampah liar di kota itu. TPA Piyungan yang rencananya ditutup secara penuh lantaran kapasitasnya yang tak lagi cukup akhirnya dibuka terbatas lantaran kondisi darurat.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Itu untuk mengatasi tumpukan sampah liar yang banyak dibuang warga di pinggir jalan dan lokasi lain. Baru-baru ini yang disorot publik yakni tumpukan sampah di depan Pasar Demangan. Bahkan di seputaran kompleks Kepatihan tepatnya di Jalan Mataram tumpukan sampah liar pun juga bermunculan.

Sekda DIY, Beny Suharsono, mengatakan tumpukan sampah liar dan fenomena depo yang penuh di Kota Jogja memang harus dipercepat penanganannya. Sebab, jika dibiarkan bertumpuk terlalu lama bisa mengganggu kenyamanan warga sekitar maupun pengguna jalan. Oleh karena itu TPA Piyungan dibuka terbatas untuk menampung tumpukan tersebut.

“Kondisi darurat dengan membuka TPA Piyungan terbatas itu saya ambil, nanti kalau tidak ada akselerasi penyelesaian ya begitu-begitu saja,” kata Beny, Jumat (7/6/2024).

Beny menyebut, kondisi TPA Piyungan memang masih mampu menerima limpahan sampah dari Kota Jogja lantaran sebulan terakhir pembuangan sampah reguler ke lokasi itu tidak lagi berjalan. Dengan begitu masih ada celah dan tempat yang memungkinkan untuk menerima sampah dari Kota Jogja.

“Terpaksa kami buka karena masih ada celah. Karena kan terjadi penurunan pembuangan sampah ke sana beberapa waktu terakhir dan itu kami manfaatkan untuk menutup sampah dari Kota Jogja. Sampai seperti itu kami lakukan untuk penanganan,” jelasnya.

Pembukaan TPA Piyungan secara terbatas itu sudah dilakukan sejak pekan lalu. Beny menyebut pihaknya hanya memberikan kuota sebanyak 750 ton secara keseluruhan untuk mengatasi sampah yang menumpuk di depo dan di berbagai titik di Kota Jogja. Namun yang baru dipakai hanya sebanyak 500 ton saja dan fenomena tumpukan sampah kembali terjadi belum lama ini.

“Sekarang kan sudah banyak menumpuk lagi, artinya harus sama-sama untuk mengatasi timbunan sampah. Evaluasi harus terus menerus dilakukan baik di level Kota kabupaten maupun provinsi,” jelasnya.

Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo, menyampaikan dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan kabupaten kota khususnya Jogja untuk membahas percepatan penanganan sampah di wilayah itu. Menurutnya pekan lalu sampah yang menumpuk di depo Kota Jogja sudah diatasi, tetapi hal itu dimungkinkan bisa terulang kembali jika tidak diantisipasi sedini mungkin.

“Kami akan koordinasikan lebih lanjut soal kemungkinan-kemungkinan kebijakan yang akan diambil ke depan. Termasuk soal percepatan operasional TPS3R yang ada di Kota Jogja,” jelasnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul  Sampah Menumpuk di Jogja, Pemda DIY Terpaksa Buka TPA Piyungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya