Jogja
Jumat, 29 Desember 2017 - 19:10 WIB

Sampel Jeroan Bangkai Anjing dan Ayam Tiren Diperiksa di Laboratorium

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Dinkes Bantul dan kepolisian memeriksa daging tiren Yang diolah Sukardi warga RT 01, Dusun Plemantung, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro Kamis (28/12/2017).(Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Tempat pengolahan daging berpotensi ditutup.

Harianjogja.com, BANTUL–Polisi membongkar praktik penjualan daging ayam tiren serta jeroan dari bangkai anjing yang diduga dilakukan Sukardi warga RT 01 Dusun Plemantung, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Sampel daging tiren itu akan diperiksa di laboratorium.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul Pulung Haryadi mengatakan, akan segera membawa sampel jeroan anjing yang telah diolah Sukardi ke Balai Besar Veteriner (BB Vet).

Baca juga : Duh…Warga Bantul Edarkan Jeroan Anjing Mati dan Ayam Tiren ke Pasar-Pasar

“Sampel tersebut akan segera diuji untuk mengetahui kandungan dan bahaya apa yang terkandung di dalamnya,” kata Pulung Jumat (29/12/2017).

Advertisement

Baca juga : Penjual Jeroan Anjing Tiren Akhirnya Digelandang ke Kantor Polisi

Apalagi ada kecurigaan Sukardi menjual daging dan jeroan olahan tersebut ke pasar tradisional di wilayah Bantul. Pihaknya tak menutup kemungkinan, tempat olahan daging tiren tersebut ditutup jika memang Diperpautkan mengantongi bukti yang cukup.

Baca juga : Begini Siasat Penjual Jeroan Anjing Mati Pasarkan Dagangannya

Advertisement

Kasi Kesehatan Keliling Dinkes Bantul Yanatun mengatakan, pihaknya telah mengambil satu plastik jeroan anjing yang tengah diolah sebagai sampel. Namun ia menyebut hal ini bukanlah kewenangannya, namun merupakan kewenangan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan karena terkait hewan potong.

Oleh sebab itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait. Namun Yanatun mengatakan secara kasat mata lokasi produksi tersebut tak layak digunakan karena tidak ada ventilasi dan sangat kotor. Menurutnya daging dan jeroan tersebut tidak layak dikonsumsi manusia. “Sekarang kami belum dapat ambil kesimpulan. Tapi kasat mata tidak ada bahan tambahan seperti formalin. Namun tetap saja tak layak jika memang diperjualbelikan,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif