Jogja
Rabu, 24 September 2014 - 14:20 WIB

SAPI PEMAKAN SAMPAH : Pemkab Bantul Dituding Lakukan Pembiaran

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sapi pemakan sampah tidak layak kurban. (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Harianjogja.com, BANTUL– Pemkab Bantul dituding melakukan pembiaran terhadap warga yang mengonsumsi daging sapi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Bantul. Daging sapi dari TPA diindikasi mengandung zat logam berat pemicu kanker.

Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY), Widijantoro menyatakan, aktivitas peternakan sapi di area TPA itu sejatinya telah berlangsung bertahun-tahun. Artinya, indikasi pencemaran logam berat itu sudah berlangsung lama.

Advertisement

Namun selama itu pula, tidak ada upaya serius dari Pemkab Bantul yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) untuk mencegah distribusi daging berbahaya itu ke konsumen terutama warga DIY.

“Kalau sudah berlangsung bertahun-tahun, namanya bukan lagi kelalaian tapi sudah pembiaran,” tegas Widijantoro Selasa (23/9/2014).

Dalam hal ini konsumen yaitu warga DIY yang turut mengonsumsi daging dari sapi TPA Piyungan jelas dirugikan. Harusnya kata dia, ada upaya pencegahan dari Pemkab Bantul agar ternak sapi tidak mengonsumsi sampah yang mengandung logam berat atau mencegah agar daging berbahaya bagi kesehatan itu tidak sampai ke konsumen.

Advertisement

“Misalnya dengan menyediakan pakan ternak yang layak agar sapi-sapi itu tidak memakan sampah yang berbahaya,” paparnya lagi.

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dispertanhut Bantul Witanta menyatakan daging sapi yang berasal dari TPA Piyungan diyakini kuat mengandung logam berat pemicu kanker. Karena sapi-sapi itu setiap hari memakan sampah di TPA.

Lembaganya telah meninjau ke TPA pada Senin (22/9) namun sampai sekarang, belum ada kebijakan untuk melakukan kajian ilmiah atau pencegahan pencemaran logam berat ke ternak sapi yang ada di TPA. “Belum ada kebijakan mau melakukan apa, karena itu sapinya mencapai ribuan,” jelas Witanta.

Advertisement

Dalam waktu dekat, Dispertanhut ujarnya baru akan menyampaikan persoalan ini ke Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Harapannya agar ada penelitian ilmiah terhadap daging sapi yang berasal dari TPA.

Untuk sementara waktu, Dispertanhut hanya menyarankan warga berhati-hati saat membeli daging. “Ini baru dugaan saja. Kalau dagingnya mengandung logam berat, warna dagingnya lebih gelap,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif