SOLOPOS.COM - Ilustrasi SPBU (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)

Harianjogja.com, JOGJA—Menjelang penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Pertamina DIY dan Surakarta telah membentuk satuan tugas (Satgas) pemantauan SPBU dan telah mulai bekerja sejak awal November ini.

Marketing Branch Manager Pertamina DIY dan Surakarta, Freddy Anwar menegaskan, sejak 31 Oktober lalu, pihaknya telah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk memantau masing-masing SPBU di DIY dan sudah bekerja sejak awal November ini.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Sampai saat ini situasi berjalan normal dan tidak ada peningkatan konsumsi BBM,” ujar Freddy, Jumat (14/11/2014).

Fredy menjelaskan, konsumsi BBM di DIY cenderung wajar. Dalam satu hari, konsumsi premium rata-rata 1500 kiloliter dan solar 350 kiloliter. Dia meminta agar semua pihak mewaspadai praktik penimbunan yang mungkin terjadi. Pertamina tidak akan membatasi distribusi BBM.

Ketua Himpunan Wiraswsasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto mengatakan menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi, SPBU-SPBU yang berada di jalur strategis, utama dan protokol buka hingga 24 jam.

SPBU yang diminta buka 24 jam adalah yang beroperasi di Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Bantul, Jalan Wonosari, maupun Jalan Wates.

Wacana kenaikan harga BBM yang berlarut-larut memang menimbulkan masalah baru. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) khawatir stok BBM hingga akhir tahun akan cepat habis karena harga BBM bersubsidi tak segera dinaikkan. Rencana kenaikan harga BBM juga menimbulkan gelombang protes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya