Jogja
Minggu, 22 Desember 2013 - 08:10 WIB

SD Cimpon Tirtosari Kebanjiran

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, BANTUL–Hujan deras yang melanda wilayah Bantul sejak Jumat (20/12/2013) lalu membuat gedung SD Cimpon di Desa Tirtosari Kecamatan Kretek, Bantul kebanjiran. Air dari dataran yang lebih tinggi masuk ke seluruh ruangan kelas dan kantor guru menyebabkan kegiatan belajar terpaksa diliburkan pada Sabtu (21/12/2013) karena ketinggian air tak kunjung surut.

Kepala SD Cimpon Sri Rahayu mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak selain bersama guru dan warga sekitar menyelamatkan aset-aset sekolah dan peralatan kegiatan belajar. Kursi, meja dan alat lain ditumpuk agar tidak ikut hanyut.

Advertisement

“Kami liburkan anak-anak karena ruangan kelas tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Air masih belum surut membanjiri halaman dan ruang kelas untuk kegiatan belajar siswa,” kata Sri Rahayu kepada wartawan, Sabtu (21/12/2013).

Menurut Sri Rahayu, banjir sudah terlihat sejak Jumat (20/12/2013) lalu. Pihak sekolah memulangkan siswanya sekitar pukul 09.00 WIB karena air sudah mulai tinggi di sekitar halaman sekolah. Sampai akhirnya Sabtu kemarin siswa masih liburkan karena air belum surut dari ruang kelas. “Kami sudah seizin dinas pendidikan karena memang tidak memungkinkan untuk dilakukan kbm,” imbuhnya.

Pihak sekolah sudah berupaya menyelamatkan aset sekolah seperti buku-buku, meja, kursi dan dokumen penting. Namun diakui kepala sekolah ada beberapa alat peraga yang terpaksa rusak karena gagal diselamatkan. “Semua sudah kami laporkan ke dinas,” tambah Sri Rahayu.

Advertisement

Menurut Sri Rahayu, KBM sebenarnya masih berjalan. Banyak siswa yang masih menjalani ujian perbaikan dan mata pelajaran tambahan. Sedangkan guru-guru saat ini juga sedang sibuk mulai merampungkan nilai rapor yang akan dibagikan akhir pekan depan mengawali liburan akhir semester.

Banjir yang melanda SD ini bukan kali pertama. Setiap tahun di musim penghujan SD ini menjadi langganan banjir. Pihak sekolah sudah pernah mengajukan program untuk membuat pagar sekolah yang lebih tinggi untuk menahan air agar tidak masuk ke halaman sekolah. Tapi pengajuan program itu kandas.

“Saya akan coba ajukan lagi. Karena memang cukup mengkhawatirkan dan mengganggu proses KBM anak-anak,” ungkapnya.

Advertisement

Danis, siswa kelas 2 didampingi Gufron dan Damar mengaku cukup terganggu banjir menimpa sekolahnya. Dia berharap agar banjir dapat diatasi dan bisa masuk sekolah lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif