SOLOPOS.COM - Kegiatan Sedekah Kali Winongo di Kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Jogja Minggu (9/9/2013). (JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrani)

Kegiatan Sedekah Kali Winongo di Kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Jogja Minggu (9/9/2013). (JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrani)

“Kami tidak dipisahkan oleh kali. Tetapi tumbuh dan dipersatukannya. Dengan bambu kami bersatu”.  Kalimat mantra itu diucapkan serentak oleh warga bantaran Kali Winongo saat melakukan sedekah kali, Minggu (8/9/2013).

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Bantaran Kali Winongo di Kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak tampak ramai. Ada acara meriah. Puluhan ibu-ibu dari Paguyuban Kali Jawi (Gadjah Wong dan Winongo) mengenakan pakaian adat Jawa menyambut dengan senyuman.

Beberapa stan makanan khas warga terjajar rapi. Di salah satu sudut beberapa ibu-ibu bernyanyi sambil menumbuk lesung.

Tidak lama kemudian, tiga gunungan yang merupakan hasil bumi itu diarak ke bantaran sungai. Di sekitar sungai sudah berdiri ibu-ibu yang siap melarung beberapa hasil bumi. Setelah mantra diucap, hasil bumi, sedekah pun dilarung ke sungai.

Ratusan warga melanjutkannya dengan makan-makan bersama hasil bumi mereka. Apa yang dilakukan warga ini merupakan sedekah kali memperingati ulang tahun ke-1 Paguyuban Kali Jawi.

“Kami ingin berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada sungai atas apa yang sudah kami lakukan dan apa yang sudah diberikan,” ucap Pengawas Keorganisasian Kali Jawi, Mujiyono di sela-sela acara.

Rasa terimakasih kepada sungai diwujudkan di antaranya untuk sungai yang tidak membanjiri warga saat hujan, dan sungai yang sudah memberikan kehidupan.

Adapun permintaan maaf ditujukan karena terkadang warga bersalah telah mengotori sungai dan lain sebagainya. Melalui momentum ini pula, warga memiliki keinginan untuk lebih baik menjaga sungai kedepan.

Berbagai program penataan dan pengembalian sungai ke fungsi sebenarnya pun sudah mulai di rancang Paguyuban Jawi. Meskipun beranggotakan banyak perempuan, paguyuban ini telah berhasil melakukan berbagai perbaikan seperti penataan kawasan, renovasi rumah, perbaikan sanitasi ramah sungai dan lain sebagainya. Saat ini warga dapat hidup lebih baik berdampingan dengan sungai.

“Ya walau tetap ada kekhawatiran seperti banjir dan penggusuran. Maka itu, kami berharap pemerintah ikut memperhatikan. Kami sudah menata agar bisa hidup sebaik mungkin. Kami harap kami diberi waktu menabung sebelum disuruh pindah,” harap Mujiyono.

Berbagai capaian yang berhasil dilakukan Paguyuban Kali Jawi merupakan usaha bersama para anggota. Setidaknya 155 anggota dari 18 kelompok menabung mulai dari Rp2.000 per hari. Uang tabungan saat ini telah terkumpul sekitar Rp72,5 juta selama satu tahun pendirian.

“Sudah untuk merenovasi rumah, membuat talut, beronjong. Sebelumnya kami melakukan pemetaan, perencanaan dan penataan kawasan,” ungkap Ketua Kelompok Kali Jawi, Yani.

Yani berharap ke depan Paguyuban terus solid dan berkembang. Meski berbagai kekhawatiran salah satunya ancaman penggusuran tetap menghantui. Sebab tanah yang ditempati dan mereka rawat memang tanah bantaran kali yang sebetulnya tak boleh ditinggali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya