SOLOPOS.COM - Penari tari serimpi (Instagram/@bpnb.diy)

Solopos.com, KOTA JOGJA — Kerajaan Mataram Islam memiliki peninggalan dalam seni dan budaya, salah satunya adalah seni tari. Salah satu tarian khas yang berasal dari Kerajaan Mataram adalah Tari Serimpi.

Dihimpun dari sebuah literasi dari scribd.com, Selasa (30/11/2021), menurut sejarah dan asal usulnya, tari serimpi sudah ada sejak masa kejayaan Kerajaan Mataram yang berada dibawah pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusuma. Saat itu, tarian ini merupakan salah satu tarian yang sakral.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Tari serimpi dimainkan dalam lingkungan keraton untuk acara kenegaraan dan  untuk memperingati kenaikan takhta Sultan. Karena kesakralannya, penari yang boleh memainkan tarian ini haruslah yang sudah terpilih dari keluarga kerajaan. Jadi, tidak sembarangan orang yang bisa memainkan tarian ini.

Setelah terpecahnya Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Jawa Tengah), tarian ini pun mulai mengalami perubahan dalam segi gerakan walaupun inti dari tarian ini memang tetap sama. Dari masa ke masa, tarian ini mengalami banyak perkembangan, di antaranya dari segi durasi dan kostum yang digunakan oleh penarinya.

Baca Juga: Misteri Gunung Tidar: Pakunya Tanah Jawa

Awalnya, tari bernama lengkap Serimpi Sangopati ini merujuk pada pengertian pada calon yang akan naik takhta kepemimpinan, menggantikan raja yang terdahulu. Namun, Srimpi sendiri juga mempunyai arti perempuan. Oleh karena itu, tarian ini memperlihatkan estetika adiluhung yang diidentikkan sebagai sosok perempuan yang memiliki keanggunan, kecanitkan dan kesopanan yang tinggi yang terlihat dari gerakan tari yang lemah gemulai dan penampilan penarinya yang cantik dan anggun dengan segala busana dan aksesoris yang dipakai.

Sementara itu, Berdasarkan pendapat dari Dr. Priyono, seorang pakar budaya, mengatakan bahwa kata Serimpi berasal dari kata impi atau mimpi. Maksudnya adalah ketika menyaksikan tarian lemah gemulai yang identik dengan perempuan tersebut selama lebih dari 30 menit, penonton seakan dibawa ke alam mimpi.

Kemudian terkait dengan komposisinya, menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Srimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yakni Grama  (api), Angin (udara), Toya (air), dan Bumi (tanah). Adapun yang digambarkan dalam pagelaran tari srimpi adalah perangnya pahlawan-pahlawan dalam cerita Menak, Purwa, Mahabarata, amaya, sejarah Jawa dan yang lain atau dapat juga dikatakan sebagai tarian yang mengisahkan pertempuran yang dilambangkan dalam dua kubu (satu kubu berarti terdiri dari dua penari) yang terlibat dalam suatu peperangan.

Baca Juga: Legenda Syekh Subakir & Asale Gunung Tidar Pakunya Tanah Jawa

Durasi tarian ini awalnya berlangsung hingga 60 menit atau satu jam. Namun dalam perkembangannya, ada penyederhanaan durasi menjadi 11 menit. Namun di waktu yang sama, ada pengembangan variasi dari tarian ini, Sebagai contoh Srimpi Anglirmendhung berdurasi 11 menit dan juga Srimpi Gondokusumo berdurasi 15 menit

Dilansir dari Jogjaprov.go.id dan wikipedia, menurut pakar pendidikan seni dan budaya dan juga seorang penulis buku, RM Wisnu Wardhana mengatakan tema perang dalam Serimpi merupakan falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam serimpi merupakan simbolik pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan.

Beksan serimpi dalam mengekspresikan gerakan tari perang lebih terlihat jelas karena dilakukan dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang lain dengan dibantu properti tari berupa senjata. Senjata atau properti tari dalam tari putri antara lain berupa : keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing dan pistol.

Baca Juga: Kerajaan Mataram Islam di Balik Asale Tanah Jawa

Pada masa perpecahan Kerajaan Mataram Islam, tari serimpi memang masih dikenal sebagai kesenian  yang dipertunjukan khusus dan bersifat sakral di dalam keraton. Namun pada masa kemerdekaan hingga sekarang, tari serimpi mulai dikenbalkan pada masyarakat umum dan secara berkelanjutan dikenal sebagai salah satu kesenian hiburan hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya