SOLOPOS.COM - Ilustrasi mobil menerjang genangan air. (Motorbeam.com)

Sejumlah titik masih jadi langganan genangan air.

Harianjogja.com, JOGJA–Sejumlah titik di wilayah Kota Jogja masih menjadi langganan genangan air ketika hujan. Perilaku masyarakat diklaim menjadi salah satu penyebab aliran air tersumbat.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Daerah yang dimaksud antara lain Jl. Dr Sutomo Kotabaru, areal Jembatan Layang Polsek Danurejan, Jl. Sudarsono, Jl. Gondosuli ke arah utara, Jl. Pramuka dan Jl. Kemasan Gedongkiwo. Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Jogja Aki Lukman Nur Hakim mengatakan genangan air memang terjadi ketika hujan turun dengan cukup deras meski akan surut dalam kurun waktu kurang dari dua jam.

“Kalau dari segi kapasitas sebenarnya masih cukup memadai namun perilaku masyarakat kadang menyebabkan drainase mampet,” katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (23/1/2018). Ia mengatakan banyak sampah yang kerap ditemukan di drainase yang mengakibatkan aliran air tersendat. Sampah yang pernah didapati juga bukan hanya sekadar sampah rumah tangga biasa. Ia menyebutkan pernah ditemukan kasur hingga kayu gelondongan di salah satu drainase di kawasan Batikan.

Meski tidak serta merta merujuk pada perilaku masyarakat tertentu, ia mengatakan jika hal ini masih menjadi pangkal masalah. Jika perilaku masyarakat lebih baik dan peduli, ia mengatakan akan lebih mudah menanggulangi masalah tahunan ini. Terlebih lagi, secara geografis, Kota Jogja diuntungkan dengan adanya sungai sebagai pembuangan akhir aliran air tersebut sehingga masalah banjir yang dihadapi tidak sekompleks di Jakarta.

Diakui juga masih ada sejumlah drainase yang kapasitasnya tidak memadai, seperti di Jl. Kusumanegara dan Jl. Cendana, meski jumlahnya sangat minim. Pemkot berusaha terus melakukan revitalisasi setiap tahunnya dengan anggaran yang ada. Data DPUPKP Kota Jogja pada 2016 lalu menyatakan ada 28 titik genangan air di seluruh areal. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 31 titik. Aki mengatakan ada tren penurunan yang cukup positif sejak pendataannya pada 2013 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya