Jogja
Selasa, 18 November 2014 - 17:20 WIB

SEKATEN JOGJA : Awul-awul Rajai Sekaten

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA – Stan konveksi sementara mendominasi peserta Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2014. Berdasarkan data dari panitia PMPS dari total 660 stan yang ditawarkan, hingga 16 November 2014, sudah ada 62% stan terjual.

Wahana permainan sudah terjual 110 stan, kuliner sebanyak 29 stan dan konveksi sebanyak 170 stand.

Advertisement

“Kalau awal-awal dibuka pendaftaran, memang permainan anak banyak yang mendaftar. Tapi data berubah, yang tertinggi sekarang konveksi, 170 stan,” ucap Sri Harnanik, Panitia PMPS Bagian Promosi dan Pemanfaatan Lahan, Senin (17/11/2014).

Ia tidak memungkiri, di antara stan konveksi tersebut akan ada stan penjualan pakaian impor bekas atau yang terkenal dengan sebutan awul-awul. Pihaknya mengatakan, penjualan pakaian impor bekas diperbolehkan di Kota Jogja dan tak ada bentuk tindakan khusus dari dinas.

“Boleh kok [menjual awul-awul], kita menindak kalau ada keluhan dari konsumen atau pemakai, misalnya kalau mereka mengeluh gatal-gatal, itu saja,” tandasnya.

Advertisement

Mengenai adanya wahana permainan ombak banyu yang sudah berdiri, Sri Harnanik mengaku belum mengetahui.

“Nanti kami lihat aman atau tidak, ada jaminan keamanan atau tidak. Harus tetap ada jaminan keamanan bagi pengunjung,” ujarnya.

Sebelumnya panitia melarang permainan ombak banyu karena dikhawatirkan merusak tanah di Alun-alun Utara. Sri Harnanik menambahkan semua wahana diperbolehkan berdiri, dengan persyaratan tidak ada penggalian dan hanya menggunakan tiang pancang. Apabila pihak panitia menemukan fakta pemasangan wahana tersebut menggali, wahana akan diminta untuk dibongkar.

Advertisement

Sementara itu, Suyana, sekretaris panitia mengatakan, yang ditekankan pada pendirian wahana atau stan pada PMPS 2014 adalah tidak adanya proses penggalian, tidak diperbolehkannya perkerasan tanah dengan semen, pemasangan fondasi, maupun pemasangan conblock yang dikunci dengan semen.

“Mungkin mereka mampu memodifikasi, karena ketika diketahui ada perkerasan, atau pelanggaran lainnya langsung akan diminta untuk dibongkar, mengembalikan kembali lapisan tanah Alun-alun Utara seperti sedia kala. Termasuk memberikan lapisan pasir malelo juga,” terang Suyana.

Disinggung mengenai jaminan keamanan wahana permainan, lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian Kota Jogja ini menyatakan bahwa dinas tak memiliki kontrol.

“Kalau dulu [PMPS tahun-tahun sebelumnya], ketika membeli karcis, pengunjung juga sekaligus mendapatkan jaminan asuransi, untuk saat ini, sudah seharusnya juga mereka memberikan jaminan keamanan,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif