SOLOPOS.COM - iswa kelas VIIB SMP N 2 Pandak mengikuti pelajaran usai melakukan kegiatan membaca dan meringkas. Kamis (3/11/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Sekolah Bantul di Pandak.

Harianjogja.com, BANTUL — Setiap pekan  pada hari Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu siswa SMP N 2 Pandak diwajibkan untuk membaca pada pagi hari. Setelah membaca siswa juga diharuskan untuk menulis ringkasan dari apa yang mereka bahasa. Hal itu guna meningkatkan minat baca dan meningkatkan prestasi siswa.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Menurut Kepala Sekolah SMP N 2 Pandak Wiwik Sulistiyorini kegiatan literasi yang dilakukan selama 20 menit setiap empat hari sepekan itu kini telah membawa perubahan bagi siswa-siswinya. Kata dia kegiatan membaca dan menulis tersebut selain meningkatkan kegemaran membaca juga telah meningkatkan prestasi siswa-siswinya.

“Dan itu juga berdampak pada hasil ujian nasional, saat belum ada kegiatan membaca itu peringkatnya 40, sekarang jadi 32,” jelanya kepada Harianjogja.com, Kamis (3/11/2016).

Budaya membaca yang diterapakan oleh Wiwik selama satu tahun belakangan dinilainya telah membawa perubahan besar. Dia menyebut siswa-siswinya kini menjadi gemar membaca, hingga kata dia sekolah sering kuwalahan dalam memenuhi kebutuhan bacaan siswa.

Wiwik menyebut kini terdapat sekitar 2.500 buku yang disediakan baik itu berupa buku cerita ataupun pengetahuan umum yang ditempatkan di setiap kelas. Kata dia terdapat 15 kelas yang terdiri dari sekitar 400 siswa mulai dari kelas VII,VIII, dan IX. “Setiap kelas sudah saya beri rak yang berisi buku-buku yang bisa di baca oleh siswa,” jelas Wiwik yang juga merupakan Guru Bahasa Indonesia itu.

Setiap sepekan sekali buku yang disediakan pada detiap kelas akan diputar dipindah di kelas-kelas yang lain. Hal itu menurutnya agar kebutuhan bacaan siswa terpenuhi dengan buku-buku yang berganti-ganti. Selain itu juga agar mencegah siswa-siswinya bosan dengan menyediaakan bacaan yang beragam.

Kendati demikian Wiwik mengaku masing sering mendapatkan keluhan dari siswanya karena kurangnya bahan bacaan. “Karena mereka sudah gemar membaca, dan buku-buku yang ada sebagian sudah pernah mereka baca,” sebutnya. Dengan adanya kekurangan itu kini Wiwik mengaku telah melayangkan proposal kepada dinas terkait untuk dapat membantu menyediaakan tambahan buku bacaan.

Sementara itu Salah seorang siswi yang duduk dibangku kelas VII, Rafa Annaba’ Nasyta Hiidayah mengaku memang dari dulu sudah gemar membaca. Sehingga dengan adanya program sekolah yang mengharuskanya membaca dia semakin terbiasa. “Saya ikut membaca terus setiap hari. Kalau buku yang saya suka itu buku-buku cerita tentang pahlawan,” jelas gadis berkacamata ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya