SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran pelajar. (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, BANTUL — Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sewon maupun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sewon Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),membatah siswanya terlibat tawuran geng pelajar, yang menyebabkan jatuhnya satu korban jiwa.

Pihak kepolisian hingga kini memang belum mengungkapkan asal sekolah geng pelajar yang terlibat tawuran dengan mengendarai sepeda motor itu. Meski demikian, dugaan mengarah ke pelajar SMAN 1 Sewon maupun SMKN 1 Sewon menyusul nama salah satu geng yang terlibat tawuran adalah Sase, atau kepanjangan dari Satu Sewon.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Menanggapi hal ini, Kepala SMAN 1 Sewon, Yati Utami Purwaningsih, dengan tegas membantah. Ia meyakinkan bahwa tidak ada satu pun siswanya yang terlibat dalam aksi tawuran itu, bahkan hingga mengalami kematian.

Baca juga: Surat Perjanjian Tawuran Geng Pelajar di Jogja Viral, Ini Isinya

“Kami keberatan dengan pemberitaan yang mengarah ke sekolah kami. Kami pastikan tidak ada Geng Sase di sekolah kami. Tidak ada satu pun siswa kami terlibat. Di sekolah kami tidak ada geng,” kata Yati, Rabu (10/11/2021).

Yati mengatakan setelah pemberitaan tawuran dua geng pelajar itu, sekolahnya menjadi sasaran kecemasan dari orang tua murid maupun dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul. Ia memastikan sudah meminta klarifikasi ke Polres Bantul dan tidak ada satu pun siswanya yang terlibat dalam tawuran tersebut.

“Korban tawuran dengan inisial MKA juga bukan siswa dari SMAN 1 Sewon,” tegas Yati.

Didatangi Polisi

Senada disampaikan Kepala SMKN 1 Sewon, Widada, yang juga membantah siswanya terlibat tawuran geng pelajar dengan menggunakan sepeda motor itu. Pihak SMKN 1 Sewon juga membantah jika ada siswanya yang meninggal maupun luka-luka karena tawuran tersebut.

Baca juga: Diburu! 3 Pelaku Tawuran Geng Pelajar dengan Motor di Yogyakarta

“Bukan [korban bukan dari SMKN 1 Sewon]. Tidak ada nama [MKA dan RAW] dalam daftar siswa kami. Dipersilakan juga untuk mengkriscek ke alamat korban,” kata Widada, melalui pesan singkat aplikasi Whatsapp.

Sementara itu, staf Bidang Kesiswaan SMKN 1 Sewon, Doni Setiono, tidak menampik jika ada siswa SMKN 1 Sewon yang didatangi polisi terkait peristiwa tawuran geng pelajar itu. Meski demikian, ia tetap membantah jika ada siswanya yang terlibat tawuran maut tersebut.

Ia menduga siswanya yang didatangi polisi itu diminta sebagai saksi karena temannya terlibat tawuran geng pelajar itu. Namun Dodi tidak mengetahui persis. Dia pun menyerahkan kasus tersebut kepada kepolisian untuk mendalami dan sekolah akan kooperatif jika polisi membutuhkan informasi.

Tawuran geng pelajar itu terjadi pada 29 November, sekitar pukul 02.30 WIB di Ring Road Selatan, Bantul, Yogyakarta. Tawuran melibatkan geng pelajar Sase dengan Stepiro, singkatan dari Serdadu Tempur Piri Revolution, dari Jogja.

Tawuran geng pelajar ini digelar dengan mengendarai sepeda motor. Akibat tawuran itu satu orang meninggal dunia, yakni MKA, 18, warga Sewon, dan satu orang lainnya mengalami luka-luka, yakni RAW, 17, warga Banguntapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya