Jogja
Senin, 7 Juli 2014 - 23:20 WIB

Sekolah di Gunungkidul Diminta Menyisir Anak-anak Tak Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendaftaran siswa baru (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Menjelang masuk tahun ajaran baru 2014-2014, sekolah di wilayah Gunungkidul diminta menyisir anak-anak yang tidak bersekolah untuk dibujuk masuk sekolah.

Bedasarkan data dari Disdikpora Gunungkidul tahun lalu, terdapat sekitar 1.000 anak lulusan SMP tak melanjutkan sekolah. Sehingga, tingkat ketertarikan siswa untuk melanjutkan juga menjadi salah satu faktor sekolah kekurangan siswa didik.

Advertisement

Untuk itu, sesuai dengan pedoman PPDB Disdikpora Gunungkidul 2014, sekolah-sekolah yang masih kekurangan murid diperbolehkan untuk menerima siswa baru.

“Pengalaman tahun lalu selain kuota yang berlebih, minat anak juga ikut berperan kenapa sekolah masih ada yang kekurangan murid. Untuk itu, bagi sekolah-sekolah yang kurang diberikan dispensasi waktu,” kata Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid, Minggu (6/7/2014).

Bahron menambahkan, meski dalam pedoman tidak dijelaskan batas waktu pendaftaran, namun harapannya sekolah-sekolah sudah selesai menerima peserta didik baru  sebelum tahun ajaran baru dimulai. Rencananya, kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 14 Juli mendatang.

Advertisement

“Memang saat KMB sudah dimulai sekolah tetap diberi kesempatan untuk menyisir anak-anak agar mau tetap bersekolah. Tapi, harapannya sebelum 14 Juli sudah selesai semua,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Playen Tiya mengakui bila di sekolahnya, dari kuota yang disediakan, belum terpenuhi. Hingga pendaftaran ditutup pada 3 Juli lalu, masih ada 28 kursi kosong.

“Kami masih memberikan kesempatan kepada calon siswa untuk mendaftar di sekolah kami,” ungkapnya.

Advertisement

Meski demikian, Tiya mengaku tidak akan bernafsu untuk mencoba memenuhi kuota yang tersedia. Dia beralasan, selain kuota yang lebih besar, pengalaman tahun lalu membuktikan bila ada sekitar 10% siswa SMP yang tidak melanjutkan sekolah.

“Dalam satu minggu ini kita masih akan menunggu. Kalau ada kami akan menerimanya, tapi kalau tidak yan kita jalan dengan yang sudah ada,” tandasnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif