SOLOPOS.COM - Suasana pengenalan siswa baru di SD Negeri Wonolagi, Desa Ngleri, Kecamatan Playen, Senin (17/7/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul memastikan pada tahun ajaran 2017/2018 semua sekolah tingkat SD dan SMP tetap memberlakukan enam hari sekolah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul memastikan pada tahun ajaran 2017/2018 semua sekolah tingkat SD dan SMP tetap memberlakukan enam hari sekolah.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rosyid. “Pemerintah belum jadi menerapkan kebijakan itu. Jadi ya untuk tahun ajaran baru ini masih tetap diberlakukan enam hari sekolah seperti sebelumnya,” kata dia, Selasa (18/7/2017).

Meskipun di sejumlah daerah di DIY ada yang memberlakukan lima hari sekolah untuk tingkat SD dan SMP, namun di Gunungkidul belum akan diberlakukan. Pasalnya keputusan pemerintah untuk memberlakukan sistem lima hari sekolah belum bulat. Dan pihaknya pun belum mendapatkan instruksi khusus dari pemerintah pusat terkait hal itu.

Meski demikian, jika peraturan mengenai hal itu diberlakukan, maka pihaknya hanya dapat mengikuti. Namun, menurutnya masih perlu ada sosialisasi yang lebih luas jika peraturan tersebut benar-benar diberlakukan nantinya.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Wonosari, Agus Suryana mengatakan pada ajaran baru tahun ini pihaknya masih akan tetap memberlakukan sistem enam hari sekolah. Pasalnya belum ada kepastian perihal pemberlakuan sistem tersebut.

“Kalau ajaran baru kali ini masih tetap sama enam hari sekolah. Nanti kami lihat satu semester. Kalau di semester dua mengarah ke sana [perberlakuan sistem lima hari sekolah] dan bisa diajak lima hari, orang tua dan murid sepakat ya kami berlakukan,” katanya.

Persetujuan dari wali murid dinilainya penting. Pasalnya dalam sistem lima hari sekolah waktu di sekolah akan semakin lama. Murid akan menghabiskan delapan jam di sekolah, sehingga tentunya harus tersedia makan siang bagi para murid.

“Ya nanti akan dibahas dulu apakah yang menyediakan makanan itu dari sekolah atau masing-masing murid membawa bekal sendiri dari rumah. Dan bapak/ibu guru yang di sekolah kan juga butuh makan. Apakah nanti diatur sekolah dengan pesan catering, masak sendiri atau bawa makan sendiri,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya