SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sekolah Gunungkidul untuk pendidikan vokasi banyak diminati.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Minat siswa SMP untuk melanjutkan sekolah ke SMA masih sangat minim. Siswa di Gunungkidul lebih banyak memilih SMK karena keinginan bekerja setelah lulus sekolah lebih besar ketimbang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Salah satu sekolah yang merasakan dampak dari kurangnya minat siswa terhadap SMA ialah SMA Muhammadiyah Wonosari. Selama beberapa tahun jumlah siswa yang mendaftar masih belum sesuai dengan harapan, karena mayoritas siswa smp memilih SMA Negeri, SMK, atau bahkan tak melanjut sekolah. Hal tersebut menjadi hal yang cukup meresahkan karena setiap tahun muncul kekhawatiran akan kekurangan murid.

Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Wonosari, Paryana mengungkapkan hal tersebut telah menjadi persoalan sejak beberapa tahun yang lalu. Kekhawatiran akan tidak adanya murid yang mendaftar terus muncul setiap ajaran baru dimulai. Namun pihaknya tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan diantaranya dengan melakukan jemput bola. Sebagian sekolah di kecamatan Gunungkidul telah disisir dan disasar untuk ditnawarkan agar bersekolah di SMA yang ia ampu.

“Tahun kemarin hanya 60-an siswa saja. Setiap kelas cuma terisi 20 siswa. Padahal target kami paling tidak 70 siswa untuk mengisi tiga kelas,” kata dia.

Jumlah siswa yang mendaftar pada tahun lalu tersebut dirasa lebih mending dibandingkan penerimaan dua tahun lalu. Miris, hanya sekitar 25 siswa yang bertahan di kelas 11 saat ini. Paryana mengakui peminat sangat sedikit sekali di SMA Swasta. Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk meyakinkan calon siswanya agar mau melanjutkan ke SMA. Untuk ke depannya, SMA pun tak harus melanjutkan ke perguruan tinggi, karena dari SMA juga dapat bekerja.

Ia berharap pemerintah dapat terus memberikan pemahaman kepada anak-anak usia sekolah agar mau melanjutkan jenjang sekolah. Karena sepanjang proses survei yang pihaknya lakukan masih banyak anak yang usai SMP tidak melanjutkan ke jenjang Menengah Atas karena kendala ekonomi keluarga.

“Anak anak jangan berhenti sembilan tahun belajar, tapi lanjutkan minimal 12 tahun. Untuk mengikuti program pemerintah juga,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya