Jogja
Sabtu, 24 Oktober 2015 - 07:20 WIB

SEKOLAH JOGJA : SMP Muhammadiyah 3 Jogja Peduli Lingkungan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa dan guru saat menunjukkan suasana UKS dan Sugar Gliter di SMP Muh 3 Jogja, Jumat (23/10/2015). (JIBI/Harian Jogja.Joko Nugroho)

Sekolah Jogja seperti SMP Muhammadiyah 3 mendidik siswa peduli lingkungan.

Harianjogja.JOGJA-SMP Muhammadiyah 3 Jogja memiliki segudang kepedulian, seperti memiliki satwan Sugar Gliter. Sugar Gliter ini awalnya dimiliki hanya dua pasang, kini sudah mencapai 14 pasang.

Advertisement

Heriyati mengaku jika memang sudah berkembang biak dan banyak nantinya akan dikembalikan ke asalnya di Papua untuk dilepas liarkan. Satwa asli Papua ini memang tergolong langka.

“Kami sekarang memang jadi pelopor cinta satwa. Kami akan pelihara binatang Sugar Gliter akan terus kami kembangbiakkan di sini,” kata Heriyati, Jumat (23/10/2015)

Heriyati mengaku tidak hanya mengelola sendiri. Pengurus ini juga mendidik para siswa untuk ikut dalam mencintai satwa langka ini. sesekali, Sugar Gliter ini dititpkan pada siswa yang suka memelihara hewan di rumah.

Advertisement

“Kami ajak anak-anak untuk juga mencintai hewan ini. Jadi bukan hanya memiliki penangkaran, namun kami juga mengajak siswa menyukainya,” kata Heriyati.

Kerja Sama
SMP Muh 3 Jogja juga sangat dikenal dengan sekolah yang memiliki banyak kerja sama dengan sekolah di luar negeri. Bahkan baru saja mereka menerima kunjungan dari Satri Si Suriyothai School Bangkok.

“Kami juga sering mengunjungi sekolah-sekolah di luar negeri yang tergabung dalam sister school. Beberapa Negara yang sering kami kunjungi itu Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malysia dan Singapura,” jelas Heriyati.

Advertisement

Kunjungan berbalas kunjunga ini dilakukan sejak empat tahun silam. Bahkan tidak jarang SMP Muh 3 Jogja menjadi pilot projek bagi sekolah-sekolah muhammadiyah lain.

Hal ini membuat SMP Muh 3 Jogja juga terus berubah menuju lebih baik. Kini mereka juga sudah mulai membuka kelas bilingual, sekolah berbasis IT dan mengembangkan Model School Network.

“Kami memang berkembang dengan berbagai macam teknologi namun tetap mempertahankan pemeliharaan lingkungan. Kami juga tetap mengajarkan anak-anak membuat pupuk kompos hingga daur ulang sampah. Intinya kami tidak ingin lupa dengan kepribadian dan lingkungan,” jelas Heriyati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif