JOGJA—Sekolah meminta Perguruan Tinggi (PT) untuk melakukan penilaian potensi siswa secara objektif, menyusul adanya rencana pemerintah memberikan akses besar saat penerimaan mahasiswa baru pada 2013, yakni 90% lewat jalur undangan.
Pasalnya rencana tersebut dikhawatirkan model penilaian yang hanya berdasarkan rapor semata bakal menimbulkan kecurangan dari segi penilaian. Apalagi terdapat kemungkinan pihak sekolah akan lebih mudah memberikan nilai rapor siswa.
Kepala MAN2 Jogja, Subiyantoro mengatakan kendati belum membaca secara jelas terkait penerapan persentase jalur undangan pada tahun mendatang, namun dirinya berharap terdapat pencermatan dari pihak PTN dalam penyeleksian.
“Memang diperlukan pencermatan terkait proses seleksi nantinya. Ini dilakukan agar siswa yang diterima memenuhi syarat untuk bisa melanjut ke PTN. Di sisi lain, kami juga sedang berusaha meningkatkan kualitas siswa kami agar bisa diterima nantinya,” kata Subiyantoro kepada Harian Jogja belum lama ini.
Sementara Sekretaris Disdik Kota Jogja, Budi Asrori menilai dengan diperbanyaknya penerimaan calon mahasiswa PTN lewat jalur undangan adalah hal positif. Terkait dengan kekhawatiran yang timbul mengenai kemungkinan pemberian nilai secara jor-joran oleh pihak sekolah, pihaknya memperkirakan hal itu tidak akan banyak berpengaruh terhadap kualitas siswa diterima.
“Kami kira perguruan tinggi juga punya parameter dan peta yang jelas. Jadi tidak perlu khawatir, mereka pasti memiliki kriteria dan pemetaan yang lebih,” terang dia.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengatakan, integrasi hasil UAN harus mulai diterapkan pada 2013. Nantinya, hasil UAN harus terintegrasi di semua jenjang. “Jika dari SD ke SMP serta dari SMP ke SMA bisa memakai hasil UAN, kenapa di PTN tidak boleh? Jika alasannya hasil UAN tidak bisa dipercaya, pelaksanaan UAN terus-menerus dilakukan dan melibatkan perguruan tinggi,” kata Nuh.
Menurut dia, beban masyarakat untuk pendaftaran ujian masuk PTN selama ini cukup tinggi. Selain itu, di tingkat akhir, siswa SMA/SMK juga menjadi stres karena dibebani UAN dan berbagai tes masuk ke PTN. “Pemerintah memikirkan supaya ada satu cara penerimaan yang bisa berlaku untuk semuanya,” imbuh dia.