SOLOPOS.COM - Mendikbud Muhajir Effendy bersama isteri naik perahu karet di Sungai Code saat meresmikan Sekolah Sungai di Jetisharjo Jetis, Kami (18/5/2017). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Mendikbud datang ke Jogja untuk meresmikan Sekolah Sungai.

Harianjogja.com, JOGJA — Pengelola Sekolah Sungai tengah menyiapkan kurikulum yang lebih efektif dalam pendidikan lingkungan. Kurikulum yang sudah siap baru untuk dewasa di antaranya adalah prinsip-prinsip pengelolaan sungai, sejarah dan kebudayaan sungai, managemen aset sungai berbasis masyarakat.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Baca Juga : Modul Sekolah Sungai Disiapkan, Ini Ragam Materi yang Diterima Siswa

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhidin Mawardi mengatakan Muhammadiyah ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat khususnya pendidikan soal sungai. Menurutnya, air adalah sumber kehidupan.

“Kalau peduli air maka peduli kehidupan. Itu bagian dari dakwah Muhammadiyah.” katanya, disela peresmian Sekolah Sungai, Kamis (18/5/2017).

Ia berharap setiap pengurus cabang sampai ranting ikut mempelajari soal lingkungan.

Ketua Gerakan Restorasi Sungai Indonesia, Surahmat mengatakan gerakan sekolah sungai sebenarnya diawali sejak tahun 2000 lalu dari Jogja, kini gerakan itu sudah mulai disadari masyarakat. Pengelolaan bantaran Sungai Code menjadi contoh dalam pengelolaan sungai yang hasilnya dapat dirasakan.

Sejumlah tokoh nasional tercatat pernah mengunjungi bantaran Code, di antaranya Menteri Pariwisata, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum.

Surahmat menyatakan peradaban baru sekarang harus menjadikan sungai sebagai pusat peradaban seperti zaman dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya