SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencegahan wabah leptospirosis. (Freepik.com)

Solopos.com, BANTUL — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencatat selama tiga bulan atau Januari-Maret 2023 telah menemukan 90 kasus leptospirosis di wilayahnya.

“Jumlah total kasus leptospirosis dari Januari sampai Maret tahun ini ada 90 kasus dengan enam kematian. Angka kematian yang disebabkan karena leptospirosis terjadi pada Januari-Februari. Kalau Maret nihil kematian,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, Sabtu (8/4/2023).

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Pria yang akrab disapa Abed ini memerinci angka bulanan kasus leptospirosis di wilayah Bantul itu. Untuk bulan Januari ada temuan 31 kasus leptospirosis. Kemudian di bulan Februari terjadi peningkatan satu kasus menjadi 32 kasus. Sementara di bulan Maret mengalami penurunan lima kasus menjadi 27 kasus.

Sementara sebaran wilayah leptospirosis terbanyak di kapanewon Bantul dan Kasihan merupakan wilayah tertinggi dengan temuan masing-masing 12 kasus. Lalu disusul kapanewon Pandak dengan 11 kasus; kapanewon Sewon dengan temuan 10 kasus; Bambanglipuro tujuh kasus, Piyungan, Kretek, Bambanglipuro masing-masing lima kasus.

Kemudian Imogiri, Jetis, Pajangan masing-masing tiga kasus; Sanden dan Sedayu masing-masing dua kasus, serta Srandakan satu kasus. “Kasus terbanyak ada di Januari-Februari karena berkaitan dengan musim hujan banyak genangan air,” ujarnya.

Ia menjelaskan penyebaran penyakit leptospirosis bisa terjadi melalui genangan air yang telah terkontaminasi air kencing tikus atau kelinci. Kemudian menular ke manusia melalui luka terbuka. Menurutnya, penyakit leptospirosis atau kencing tikus dikategorikan sebagai penyakit dengan tingkat bahaya cukup tinggi. Hal itu dikarenakan penyakit atau virus itu bisa merusak organ vital diri manusia yang juga bisa berakibat pada kematian.

Meski penyakit yang disebabkan hewan pengerat tersebut tidak menular dari manusia ke manusia, namun pihaknya meminta masyarakat untuk waspada dan selalu memperhatikan kebersihan lingkungan rumah agar rumah tidak digunakan tikus sebagai tempat bersarang. Kemudian juga menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot ketika berada ditempat yang terdapat genangan air.

“Kami imbau agar masyarakat berhati-hati, terutama bagi masyarakat yang sering beraktivitas di tempat berair seperti di sawah. Apalagi lagi pada kondisi hujan,” imbuhnya.

Abed juga meminta agar masyarakat yang mengalami gejala penyakit leptospirosis segera memeriksakannya ke rumah sakit atau puskesmas. Beberapa gejala leptospirosis di antaranya demam secara mendadak, kemudian pusing, mata merah, nyeri betis, dan badan lemas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya