SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyegel tempat karaoke. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Peserta seleksi pamong yang tidak terpilih mendatangi balai desa dengan membawa sejumlah poster.

Harianjogja.com, BANTUL—Puluhan peserta seleksi pamong Desa Tirtomulyo Kecamatan Kretek melakukan aksi damai mempertanyakan hasil seleksi pamong desa. Bersama sejumlah warga mereka mendatagi balai desa untuk mempertanyakan hasil seleksi pamong yang dinilai penuh keganjilan, dan ada indikasi kecurangan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Para peserta seleksi pamong yang tidak terpilih mendatangi balai desa dengan membawa sejumlah poster. Salah satu poster yang dibawa bertuliskan “mencari kebenaran dan keadilan di Tirtomulyo”. Setelah membentangkan poster tersebut mereka diterima oleh kepala desa, kemudian berdialog bersama. Mereka mempertanyakan hasil seleksi pamong yang janggal dan menuntut pamong desa terpilih dibatalkan.

Menurut Koordinator Aksi, Ridwan Anas mengatakan para calon pamong dan warga tak terima dengan hasil pemilihan itu. Mereka meyakini jika seleksi pamong di desanya tidak berjalan bersih. Hingga akhirnya mereka memutuskan menggeruduk balai desa untuk melakukan klasifikasi. “Ada indikasi hasil pengumuman yang diserahkan pihak ketiga, dari UGM (Universitas Gadjah Mada), dirubah pihak panitia,” ujarnya, Rabu (6/12/2016).

Menurut Anas, yang juga tercatat sebagai calon pamong bagian sekretaris desa ini telah menyaksikan sendiri berkas hasil seleksi dari pihak ketiga tersegel. Namun setelah berkas nilai itu diserahkan ke panitia, pihak panitia membawa berkas itu ke suatu tempat beberapa saat. Selang beberapa waktu, hasil seleksi pamong diumumkan panitia, dengan kondisi berkas hasil seleksi sudah tak lagi dalam keadaan tersegel.

Kata dia dengan adanya kronologi itu patut diduga ada indikasi kecurangan. Kecurigaan calon pamong makin menguat, setelah dari berkas nilai yang disampaikan panitia tidak beres. Nilai ujian tertulis calon sekretaris desa nilainya lebih. Setelah dilakukan klasifikasi ke pihak panitia, panitia mengklaim jika berkas itu adalah murni kesalahan pihak ketiga, dalam hal ini Universitas Gadjah Mada (UGM). “Setelah itu ada revisi, tapi anehnya yang diprotes hasil tes ujian tertulis, tapi kok yang dirubah juga nilai psikotes,” jelanya.

Dengan adanya sejumlah keganjilan itu, Anas meminta agar Kades Tirtomulyo meninjau kembali hasil seleksi pamong di Desa Tirtomulyo. Agar permasalahan seleksi pamong tersebut tidak meluas, hingga menyeret segenap elemen masyarakat. “Kalau tuntutan kami, hasil tes yang kemarin dibatalkan. Kalau perlu dilakukan pemilihan ulang,” ungkap pria yang juga tercatat sebagai anggota BPD Desa Tirtomulyo itu.

Ketua Tim Sembilan Desa Tirtomulyo, Sunandar menambahkan jika pihaknya mengaku tidak merubah apapun hasil seleksi yang diterima panitia dari pihak ketiga. Sementara hasil tes yang disampaikan ke calon pamong diakuinya memang sudah tidak dalam keadaan tersegel. Namun dia berkelip jika tidak ada aturan yang mengharuskan berkas itu saat diumumkan ke calon pamong harus tersegel. “Kalau nanti berdialog dengan pihak ketiga, silahkan tanyakan,” sebutnya.

Sementara itu Kades Tirtomulyo, Sujadi menyebut jika pihaknya tak punya wewenang untuk menjawab berbagai persoalan yang dipertanyakan warga. Dia mengakui memang ada sejumlah kesalahan dalam seleksi pamong di desanya, namun kesalahan itu hanya kesalahan teknis. Sementara pihak ketiga, dalam hal ini UGM diklaim Sujadi juga mengakui jika mereka salah menginput data nilai sejumlah pamong.

Namun setelah mengakui adanya kesalahan, cepat-cepat pihak desa berkoordinasi dengan pihak ketiga, akhirnya selang beberapa waktu muncul revisi hasil tes bagian carik. Kata dia pihak panitia dalam seleksi pamong sudah menyerahkan sepenuhnya ke pihak ketiga. “Makanya kami tidak bisa menjawab berbagai pertanyaan warga, biar nanti pihak ketiga sendiri yang menjelaskan,” ujarnya.

Kendati demikian Sujadi menyebut siap untuk mempertemukan para calon pamong, panitia seleksi, dan pihak ketiga. Upaya ini untuk mengklarifikasi kesalahan yang ada, sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Tapi kata dia sudah tidak dapat membatalkan adanya pamong yang telah terpilih, pasalnya rekomendasi dari camat sudah keluar. (Irwan A. Syambudi)

KETERANGAN FOTO: Sejumlah peserta aksi membentangkan poster di Balai Desa Tirtomulyo, mereka mempertanyakan hasil seleksi pamong yang janggal dan menuntut pamong desa terpilih dibatalkan. Rabu (7/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya