SOLOPOS.COM - Ilustrasi money politics atau politik uang. (JIBI/Solopos/Reuters/Darren Whiteside)

Seleksi Pamong Desa Bantul, upaya politik uang diakui tim sukses

Harianjogja.com, BANTUL– Kasus dugaan politik uang dalam pemilihan pamong Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul terkuak. Aliran uang disebut mengalir ke kepala desa, panitia seleksi hingga ke Perguruan Tinggi (PT).

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Baca Juga : SELEKSI PAMONG DESA BANTUL : Politik Uang Disebut-sebut Beredar di Gadingharjo
Polemik pemilihan pamong di Desa Gadingharjo terus bergulir. Setelah sebelumnya pemilihan carik atau sekretaris kepala desa dilaporkan salah seorang warga tidak netral, kini pemilihan pamong desa yaitu Kepala Seksi Pelayanan pada Desember tahun lalu juga dibeberkan terjadi politik uang.

Dugaan politik uang diungkapkan warga Desa Gadingharjo Tur Haryanto. Lelaki yang akrab disapa Gustur itu mengaku sebagai tim sukses salah satu calon kasi pelayanan terpilih Nuri Setiawan pada perode Oktober hingga Desember 2016.

Menurut Gustur, untuk memuluskan calon yang masih memiliki hubungan keluarga dengan dirinya tersebut maka dilancarkan upaya politik uang. Gustur sendiri mengaku sebagai pelaku alias kaki tangan Nuri Setiawan mengalirkan uang suap ke sejumlah pihak yang terkait seleksi pemilihan pamong.

“Saya berani bicara begini karena saya sendiri yang menyalurkan uangnya, saya sudah siap menerima risiko apapun termasuk dipenjara,” tegas Gustur ditemui, Selasa (18/7/2017). Penarikan uang modal suap senilai ratusan juta secara bertahap dari rekening, menurut Gustur berlangsung sejak November.

Pada periode November hingga Desember uang itu disetorkan ke sejumlah pihak, sebelum pelantikan Nuri Setiawan dilaksanakan pada akhir Desember 2016. Mulai dari Kepala Desa Gadingharjo Aan Indra Nursanto senilai Rp15 juta, ke sebagian panitia seleksi, ke pihak kecamatan hingga ke Perguruan Tinggi yang menjadi tim penyeleksi calon pamong desa.

“Semua uang saya berikan secara tunai enggak ada lewat rekening, dan tidak pakai kuitansi. Konyol kalau pakai kuitansi,” ujar dia. Sejumlah tempat kata dia menjadi lokasi pertemuan pemberian uang suap tersebut. Antara lain di warung makan bebek Mbak Esti di daerah Pantai Parangkusumo dan di warung Entok Goreng Widodo di Jalan Samas.

Sebagian uang itu ia serahkan langsung ke orang yang dituju, sebagian lainnya seperti uang untuk kepala desa diberikan melalui kurir atau perantara. Pertemuan itu berlangsung sore dan malam hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya