SOLOPOS.COM - Suasana rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Gunungkidul dengan manajemen RSUD mengenai proses rekrutmen pegawai di ruang Komisi D, Selasa (10/1/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Seleksi pegawai di RSUD Wonosari dipertanyakan oleh kalangan DPRD

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Proses rekrutmen pegawai non PNS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari menuai pujian dari kalangan DPRD. Namun demikian, seleksi berbasis tes komputerisasi ini masih ada beberapa catatan, khususnya terkait dengan seleksi administrasi.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Salah satu catatan tersebut disuarakan oleh Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Sumaryanto. Menurut dia, dari system, pelaksanaan rekrutmen sudah meminimalisir adanya praktik kongkalikong. Sebab, dalam seleksi tes sudah dilakukan dengan model komputerisasi dan menggandeng Fakultas MIP UGM.

Hanya saja, sambung Maryanto, proses tersebut masih butuh penyempurnaan. Salah satunya berkaitan dengan seleksi administrasi, ia mengaku mendapatkan informasi adanya kecurangan dalam tes ini. Hal itu terjadi karena adanya rumor bahwa peserta yang seharusnya tidak memenuhi persyaratan namun diloloskan oleh tim seleksi.

“Dalam rapat dengar dengan RSUD, saya pribadi ingin mengklarifikasi terkait dengan isu itu. Harusnya seleksi ini hanya bisa diikuti oleh peserta yang lulus dari perguruan tinggi  berakreditasi B, tapi dalam prakteknya ada yang peserta yang lulus dari perguruan tinggi dengan akreditasi C,” kata Maryanto kepada wartawan, Selasa (10/1/2017).

Menurut dia, isu ini yang harus dijelaskan sehingga tidak ada kesan bahwa pihak rumah sakit bermain-main dalam urusan seleksi. Terlebih lagi dalam prosesnya, ratusan peserta ikut dalam seleksi ini.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Sekretaris Komisi D DPRD Gunungkidul Imam Taufik. Namun demikian, ia lebih menitik beratkan pada perbaikan proses pelaksanaan, sehingga jika ada proses rekrutmen di lain waktu dapat lebih maksimal.

“Intinya pelaksanaan rekruitmen sudah baik, tapi ada masalah seperti koordinasi dalam penyelenggaraan tes sehingga menimbulkan berbagai isu di masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari Aris Suryanto mengakui jika seleksi berjalan dengan baik. Bahkan untuk menjamin penyelenggaraan bebas dari praktik kongkalikong, dalam peleksanaannya menggandeng tim seleksi dari UGM.

Namun demikian, ia tidak menampik dalam proses pendaftaran ada koordinasi yang kurang baik antar petugas. Dia menyontohkan, untuk berkas pelamar yang masuk ada yang ditolak dan ada yang tetap diterima karena masalah akreditasi perguruan tinggi.

“Saya akui itu, karena memang ada petugas yang langsung menolak saat ada pelamar dengan lulusan akreditasi C, tapi ada juga yang tetap menerima berkas pelamar,” katanya.

Menurut dia, meski ada sedikit masalah dalam proses pendaftaran, namun dalam proses seleksi dapat berjalan lancar. Peserta yang tidak memenuhi persyaratan akan dicoret saat tahapan berkas administrasi. “Peserta yang melamar dengan akreditasi C tidak lolos ke tahap berikutnya sehingga tidak bisa ikut tes dengan komputer,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya