SOLOPOS.COM - Suasana saat anak-anak SD N 3 Glagah berada di luar sekolah, untuk melihat kendaraan alat berat, di seberang sekolah mereka, Selasa (3/10/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kesenangan yang dimiliki anak kecil, tak hanya lewat beragam mainan atau jajanan

 
Harianjogja.com, KULONPROGO- Kesenangan yang dimiliki anak kecil, tak hanya lewat beragam mainan atau jajanan. Melainkan melihat kendaraan berat beroperasi di seberang sekolah mereka, Sekolah Dasar Negeri 3 Glagah (SD N 3 Glagah).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Sekitar pukul 09.00 WIB siswa SD N 3 Glagah memasuki jam istirahat belajar. Beraktivitas di tengah lokasi proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), memang menjadi tantangan tersendiri bagi siswa-siswi SD N 3 Glagah, Kecamatan Temon. Kendati demikian, di tengah tenggat waktu pengosongan lahan, mereka tetap terlihat menjalankan aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti hari-hari biasanya.

Beberapa perlengkapan sekolah sudah mulai dibereskan, ditumpuk dan dikumpulkan, sembari menunggu dipindahkan ke sekolah sementara mereka. Tepat di seberang sekolah, alat-alat berat milik PT Pembangunan Perumahan itu sudah mulai menyisir dan merubuhkan pohon-pohon, yang berada di salah satu sisi Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Daendels itu.

Masuk wilayah Dusun Bapangan, tidak sedikit dari siswa berseragam putih merah itu menyeberang jalan, menyaksikan alat berat itu bekerja dari dekat. Sejumlah lain di antara mereka, memanjat tembok pagar sekolah.

Kemudian duduk-duduk di sana. Yang lainnya lagi, mengantri jajanan dari para penjaja yang berada dekat sekolah, lalu selanjutnya jongkok asik sembari melakukan aktivitas yang sama: mengamati raksasa kuning dan hijau, meratakan tanah, melemahkan pepohohan, sampai tampilan lahan menjadi rata tanah.

Satu per satu dari mereka mengomentari alat-alat berat serupa Transformer, robot yang populer sebagai tayangan di televisi.

Salah satu dari anak-anak SD N 3 Glagah itu bernama Mahda Vikia Mustofa. Dia merupakan siswa kelas IV di sekolah itu. Dia sengaja melihat alat berat bersama temannya yang lain, karena terlihat seru. Ditanya soal kepindahannya, ia belum banyak menjawab.

“Tidak tahu nanti pindah kemana, kalau dengar kabar mau dipindah ke Kretek,” ucap anak 10 tahun itu.

Kepala SD N  3 Glagah, Sri Asiyah menyatakan, sekolah sudah mendapatkan tempat pindah sementara, namun pihaknya harus membenahi rumah tinggal tersebut, khususnya untuk membuat ruang kelas dengan sekat, menambah kamar kecil dan tempat sampah. Mereka harus mempersiapkan proses pemindahan, tanpa mengganggu proses KBM.

Ketua Komite Sekolah SD N 3 Glagah, Sudiro berharap, ada toleransi waktu sampai selesai mengikuti UTS. Namun dapat dipastikan, penyelenggara sekolah akan mengosongkan gedung sekolah dari lahan bandara. Awalnya, jajarannya berencana memindahkan tempat belajar di Kantor Balai Desa Glagah, untuk sementara waktu.

“Namun dibatalkan, karena lingkungan sekitar kurang kondusif dan ruangan kantor desa terbatas. Akhirnya dipustuskan pindah di rumah milik warga yang selama ini tidak ditempati,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, Sumarsana menyatakan, KBM nantinya akan menempati rumah milik warga di wilayah Kretek, Desa Glagah, Kecamatan Temon. Berjarak tidak jauh dari sekolah lama, namun dipastikan berada di luar areal pembangunan NYIA. Disdikpora juga sudah membuat kesepakatan dengan pemilik rumah, dalam bentuk perjanjian sewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya