SENGKETA PILKADES TUKSONO: Panut Tak Terbukti Nyogok

ilustrasi

KULONPROGO—Setelah melalui proses sidang pembuktian terkait dugaan politik uang dalam pilkades Tuksono di Kantor Kecamatan Sentolo, Senin (21/5) malam, dua calon kades yang kalah akhirnya menandatangani berita acara pemilihan.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Dihubungi Selasa (22/5), ketua panitia pemilihan, Sugeng Lana Rahardja menginformasikan, pertemuan tersebut diselenggarakan di kantor kecamatan karena situasi di wilayah Desa Tuksono dianggap tidak kondusif menyusul aksi massa yang sempat tersulut emosi dalam pertemuan klarifikasi Senin siang.

Dalam pertemuan tersebut, selain panitia pemilihan dan anggota BPD, lima calon kades, serta para saksi dan pelaku pemberi uang ikut dihadirkan. Sementara dari pihak Pemkab Kulonprogo menurunkan petugas dari bidang pemerintahan desa, untuk memonitor pertemuan tersebut yang dijaga ketat oleh jajaran Polsek Sentolo.

Setelah melalui proses sidang pembuktian, terungkap fakta, uang yang diberikan Sumingun kepada pasutri Parjo dan Jumirah, tidak berasal dari Panut, sebagai salah satu kandidat, melainkan berasal dari bandar judi.

”Karena tidak terbukti, tentunya bagi yang tidak puas, dipersilahkan mengambil jalur hukum lewat PTUN dan ditunggu sampai Kamis (24/5) pukul 00.00 WIB. Kalau tidak ambil jalur itu, dan juga tidak tanda tangan, kami akan mengajukan nama kades terpilih,” ujarnya.

Seusai pertemuan tersebut, dua calon kades yang kalah, yakni Miskiran dan Ngadul Catur langsung menandatangani berita acara hasil pilkades. “Iya betul, karena tidak cukup bukti, saya langsung tanda tangan,” ujar Miskiran.

Sementara, calon lainnya, Katamso mengaku tidak akan menandatangani berita acara pilkades, dan juga tidak ingin menempuh jalur hukum lewat PTUN. Sementara Suradilogo belum memberikan konfirmasi apakah akan menempuh jalur hukum atau menandatangani berita acara.