SOLOPOS.COM - Wakil Pemimpin Perusahaan Harian Jogja, Lahyanto Nadie dan Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono menerima rombongan dari BPS DIY saat berkunjung ke Griya Harian Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)

Sensus ekonomi 2016 akan digelar 1-31 Mei 2016.

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar agenda yang rutin dilakukan tiap 10 tahun sekali, yakni sensus ekonomi. Tahun ini sensus digelar 1-31 Mei 2016 dan mencangkup seluruh aktivitas usaha, kecuali sektor pertanian.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

(Baca Juga : SENSUS EKONOMI 2016 : BPS Gunungkidul Harapkan Responden Beri Data Akurat)

Kepala BPS DIY,  J. Bambang Kristianto menyampaikan meski sensus ekonomi 2016 memiliki banyak manfaat, sejak disosialisasikan per akhir Maret 2016, ada beberapa pengusaha menolak. Mereka khawatir sensus ini akan menyangkut pajak. Adapun hasil sensus ini tidak akan ditampilkan per individu melainkan per kelompok untuk menggambarkan kondisi ekonomi di tiap daerah. Setiap data yang didapat pun dijamin kerahasiaannya.

Sensus ekonomi sebenarnya memiliki sejumlah manfaat bagi banyak pihak. Bahkan setiap responden yang berpartisipasi, sebenarnya berkontribusi terhadap melatih dan membuka lapangan kerja untuk 300.000-400.000 orang, pemanfaatan anggaran hingga wilayah terkecil, terpencil dan pinggiran serta meningkatkan pemahaman aktivitas ekonomi ke seluruh pelosok ekonomi.

“Data UMKM di Indonesia ada sekitar 400.000 usaha, 49 persen di antaranya UMKM mikro. Ketika data ini selesai. BI [Bank Indonesia] dapat menghitung berapa KUR [Kredit Usaha Rakyat] yang dibutuhkan di lapangan dan dapat menjadi dasar bagi bank-bank yang ditunjuk. Ini juga manfaat yang didapat,” terangnya memberikan contoh, saat mengunjungi Griya Harian Jogja, Kamis (14/4/2016).

Dengan memberikan informasi yang dibutuhkan seperti jumlah tenaga kerja, data ini dapat menjadi gambaran mengenai distribusi gender hingga pendidikan tenaga kerja untuk pengembangan usaha. Data ini nantinya juga dapat dipergunakan untuk memberikan gambaran pangsa pasar usaha yang dibutuhkan. Bahkan, angka-angka ini dapat membantu pengusaha melihat persaingan usaha yang sejenis menurut wilayah, peluang pasar hingga pengembangan usaha.

Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono menuturkan pengusaha seharusnya tak perlu takut dengan pendataan. Informasi yang diberikan kepada petugas sensus ekonomi juga harus diberikan secara jujur.

“Pengusaha harus bertindak sesuai aturan main,” kata dia.

Wakil Pemimpin Perusahaan Harian Jogja, Lahyanto Nadie menyampaikan Harian Jogja siap membantu untuk menyukseskan program ini. Sebab pendataan merupakan aset yang dibutuhkan untuk pembangunan, baik saat ini dan masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya