SOLOPOS.COM - ilustrasi belanja online (Dok. Solopos.com)

Sensus ekonomi 2016 juga mengacu pada aktivitas bisnis online.

Harianjogja.com, JOGJA-Sensus Ekonomi 2016 yang sudah berjalan sejak 1 Mei 2016 lalu tidak hanya menyasar kalangan usaha konvensional. Pengusaha online pun juga menjadi prioritas Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk disensus.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Hasil Sensus Ekonomi 2006  mencatat adanya pengusaha nonpertanian di Indonesia sebanyak 22,7 juta. Pada saat itu pertumbuhan pengusaha melalui media online belum terlihat. Namun semakin berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, e-commerce dan online shop rumahan sukses meniti karir hingga menyentuh omzet puluhan juta.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan BPS RI Sasmito Hadiwinoto menyampaikan, pertumbuhan e-commerce ini di luar dugaan. Kegiatan usahanya juga perlu didata untuk mendapatkan pemetaan usaha terkini yang dijalani penduduk Indonesia.

“Yang ingin kita temukan dalam survei saat ini bisa mengungkap waralaba dan online atau e-commerce. Siapa saja pelakunya, resmi atau tidak resmi, akan diungkap yang mungkin saat 2006 belum terungkap,” kata Sasmito saat mengisi Dialog Sensus Ekonomi 2016 di Hotel Inna Garuda, Rabu (4/5).

Ia meyakini jika dalam kurun waktu 10 tahun akan ada pergeseran ekonomi. Oleh sebab itu, petugas pendataan diimbau untuk menanyakan secara detail kepada warga yang ditemuinya di lapangan untuk menangkap perubahan ekonomi yang dialami.

Senada juga disampaikan Kepala BPS DIY Bambang Kristiawan. Menurutnya Jogja dikenal dengan aktivitas online yang sangat tinggi oleh karena itu pihaknya menugaskan para pendata untuk menanyakan secara rinci terkait aktivitas usaha online yang ditemui.

Tidak Berhubungan dengan Pajak
Pemerintah Provinsi DIY mengimbau kepada warga masyarakat secara terbuka melaporkan kondisi ekonomi mereka masing-masing. Pemerintah menegaskan bahwa pendataan ini tidak ada hubungannya dengan penarikan pajak.

“Sensus ini tidak ada hubungannya dengan pajak. Tanpa sensus juga kita tetap dikenakan pajak, kata Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang hadir dalam dialog tersebut.

Sensus ini semata untuk mendapatkan potret utuh perekonomian bangsa. Pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur sektor ekonomi nonpertanian. Sensus ini juga untuk kebutuhan analisis kepentingan nasional, analisi sektoral, analisis kewilayahan ekonomi, serta untuk mengetahui daya saing bisnis di Indonesia.

“Maka melalui survei ekonomi ini kita lebih tajam membangun kebersamaan. Ekonomi di Jogja harus kompetitif dengan produk asing. Kita harus bangun kebersamaan kita lebih baik,” tutup Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya