Sensus Ekonomi 2016 dimulai, pengusaha diminta jujur melaporkan omzetnya
Harianjogja.com, JOGJA-Sensus Ekonomi 2016 sudah dimulai sejak 1 Mei lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) meminta para pengusaha untuk melaporkan besaran omzet sesuai kenyataan.
“Jangan diturunin lah [omzetnya]. Laporkan sesuai yang ada,” kata Deputi
Bidang Statistik dan Jasa BPS RI Sasmito Hadiwibowo dalam Dialog Sosialisasi Sensus Ekonomi 2016 di Hotel Inna Garuda Malioboro Jogja, Rabu (4/5/2016).
Keterbukaan data ini penting untuk mendukung pemerintah dalam mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.
Pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh, selain sektor pertanian, akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur sektor ekonomi non-pertanian, berikut dengan informasi dasar dan karakteristiknya. Selain itu, juga akan diketahui daya saing bisnis di Indonesia serta penyediaan kebutuhan informasi usaha.
Kepala Bappeda DIY Tafif Agus Rayanto mengatakan, pengusaha yang didatangi petugas sensus tidak perlu takut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
“Sensus ini tidak ada hubungannya dengan pajak tapi ini untuk analisis kepentingan nasional,” tandasnya.