Jogja
Senin, 1 Juli 2013 - 14:40 WIB

SEPUTAR JOGJA : Kebanjiran Pendonor Jelang Puasa, PMI Khawatirkan Darah Kedaluwarsa

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters

Harianjogja.com JOGJA-Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Jogja memastikan stok darah menjelang bulan puasa berlebih. Akibatnya, banyak darah yang kemungkinan bakal terbuang, karena masa melewati masa kedaluwarsa.

Advertisement

“Saat ini stok darah kami justru melimpah. Bahkan, kami telah memperkirakan 10 persennya nantinya kedaluwarsa. Hal ini sangat disayangkan,” kata Direktur Unit Darah PMI Cabang Kota Jogja, Dindziyat Aliza kepada Harianjogja.com, Senin (1/7/2013) di kantornya.

Menurut dia saat ini terdapat 966 kantong darah, terdiri atas golongan A 201 kantong, B 303 kantong, O ada 446 kantong, dan AB 16 kantong. Jumlah itu diperkirakan bakal semakin bertambah, seiring makin seringnya kegiatan donor darah jelang puasa.

“Inilah yang jadi masalah. Kami sudah meminta agar mereka tidak menggelar donor jelang puasa. Nanti bisa mubazir,” tambahnya.

Advertisement

Ia menjelaskan, memasuki bulan puasa hingga Lebaran biasanya permintaan darah mengalami peningkatan sekitar 10% dibandingkan hari biasa. Di sisi lain, jumlah pedonor selama Ramadan mengalami penurunan.

“Biasanya nanti pas puasa turun 50 persen. Padahal, permintaan biasanya tetap dan bahkan meningkat. Kami telah meminta kepada instansi maupun pendonor agar mendonorkan darah saat puasa, tepatnya pada malam hari,” terangnya.

Namun, permintaan itu, kata dia, sulit terlaksana. Adanya kekhawatiran di masyarakat, jika melakukan donor darah pada saat puasa mengakibatkan ibadahnya batal membuat ketersediaan darah mengalami kendala.

Advertisement

“Kalau sudah begitu, kami mengantisipasinya dengan mengirimkan surat ke Masjid dan Gereja agar bisa mengadakan donor darah. Untuk masjid bisa digelar malam hari, sementara gereja kan bisa dilakukan siang hari,” jelasnya.

Adapun salah satu pendonor, Ardi, 30, mengaku enggan mendonorkan darahnya pada saat puasa. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengaku tidak ingin mengambil risiko jika nekat melakukan donor darah pada bulan Ramadhan.

“Lha nanti kalau saya pingsan gimana? Mending saya donor sebelum bulan Ramadhan saja,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif