SOLOPOS.COM - Foto Pedagang XT-Square JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrani

Foto Pedagang XT-Square
JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrani

JOGJA-Pedagang XT-Square khususnya di Zona Kerajinan menagih janji manajemen BUMD Jogjatama Vishesha selaku pengelola pasar seni dan kerajinan tersebut karena hingga waktu yang ditentukan belum dipenuhi.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

“Ada beberapa janji yang belum diwujudkan oleh manajemen padahal sudah melewati waktu yang dijanjikan. Ada apa dengan manajemen XT-Square,” kata Ketua Paguyuban Pedagang XT-Square Tri Harso Wibowo di Jogja, Kamis (13/6/2013).

Menurut dia, sejumlah janji yang pernah disampaikan oleh manajemen dan hingga kini belum bisa terpenuhi tersebut adalah mempertemukan paguyuban pedagang dengan asosiasi biro perjalanan wisata pada awal Mei dan melakukan program menjemput tamu hotel untuk diajak berbelanja ke XT-Square pada akhir Mei atau awal Juni.

“Semua janji itu belum terlaksana sehingga membuat para pedagang semakin bertanya-tanya. Alasan yang dikemumakan manajemen juga dirasa kurang tepat,” katanya.

Tri Harso atau yang kerap disapa Kang Bedjo tersebut menyatakan, manajemen XT-Square beralasan bahwa pertemuan dengan asosiasi biro perjalanan wisata tidak bisa segera diwujudkan karena pengurus sedang sibuk.

“Padahal, kami mau berunding dengan biro perjalanan wisata tentang apa saja yang diperlukan untuk bisa menarik wisatawan ke XT-Square, dan kompensasi apa saja yang dibutuhkan,” katanya.

Pedagang, lanjut dia, menyayangkan tidak fokusnya manajemen untuk melakukan tugasnya.

“Padahal, sebentar lagi sudah memasuki musim libur panjang sekolah. Libur sekolah hingga Lebaran adalah momentum yang tepat apabila ingin menghidupkan XT-Square,” katanya.

Akibat tidak adanya kejelasan dari manajemen pengelola, lanjut Kang Bedjo, gerakan Ayo Buka yang sempat digulirkan pedagang pada awal April pun tidak terasa gaungnya.

“Pada awal gerakan, sudah 90 persen pemilik kios buka. Namun, tidak adanya tindak lanjut dari manajemen maka saat ini banyak kios yang tutup. Kios yang buka hanya sekitar 40 persen,” katanya.

Mengenai berbagai kegiatan kesenian dan budaya yang digelar di XT-Square, menurut Kang Bedjo tidak dapat mendongkrak pembelian karena segmen utama konsumen di pasar seni dan kerajinan itu adalah wisatawan luar daerah yang membutuhkan oleh-oleh, bukan penduduk lokal.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Pemasaran BUMD Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putra mengatakan, sudah berupaya melakukan pertemuan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta untuk membawa tamu hotel ke XT-Square. “Rencana akan terus dimatangkan. Targetnya sebelum Lebaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya