SOLOPOS.COM - HAMA ULAT TANAMAN BAWANG MERAH

Harianjogja.com, BANTUL- Tahun ini, serangan ulat pada tanaman bawang di Bantul lebih parah dibanding tahun sebelumnya.

Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Tumbuhan Dinas Pertanian Bantul Widodo mengatakan, ulat pemakan daun bawang merah lazim muncul saat musim peralihan atau menjelang kemarau.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Namun pada tahun ini, serangan ulat lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, ulat hanya menyerang sekitar 200 hektare dari total 500 hektare tanaman bawang merah. Secara persentase serangan, tahun ini lebih parah.

Akibat serangan ulat tersebut, produksi bawang merah turun empat ton per hektare. Dari biasanya 12 ton panenan bawang merah per hektare kini menjadi hanya delapan ton.

“Gara-gara produksi turun, petani justru rugi. Hasil penjualan hanya menutupi harga pembelian benih. Tapi biaya pupuk dan pengolahan lahan enggak kembali,” lanjut Widodo.

Kemunculan ulat-ulat tersebut dipicu banyak hal. Pertama karena semakin sedikitnya predator pemakan hama seperti katak, burung dan capung di sawah akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan. Ditambah lagi cuaca tak menentu kadang panas kadang hujan.

“Padahal predator alami itu sebenarnya efektif membunuh hama. Tapi predator tidak bisa makan atau hidup karena ada pestisida dan pupuk kimia. Ditambah saat kemarau ulat-ulat itu lapar dan perkembangan telurnya cepat,” terang Widodo.

Widodo menegaskan, solusi atas serangan hama tersebut hanya dapat dilakukan bila petani kembali bercocok tanam secara alami. Misalnya, dengan menggunakan pestisida alami yang berguna sebagai daya tahan tanaman dan mencegah munculnya hama. Serta menggunakan pupuk organik agar predator alami dapat hidup.

Selama ini, penggunaan bahan-bahan kimia serta perburuan manusia terhadap predator alami, menurut dia, memperparah kerusakan lingkungan dan penurunan produktivitas pertanian.

“Selama masih menggunakan bahan-bahan kimia, persoalan hama dan tanaman itu tidak akan pernah selesai dan akan semakin parah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya