Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kepala Bidang Pengandalian dan Perlindungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunungkidul Sunyoto menuturkan, dinas tidak memiliki data mengenai jumlah monyet yang ada di Gunungkidul.
Untuk menentukan sudah dalam kategori hama atau belum juga perlu penelitian terlebih dahulu. “Cara yang kami lakukan selama ini yakni dengan menanam bibit tanaman buah yang menjadi pakan mereka. Misalnya duwet, jambu, srikaya, blimbing,” papar dia, akhir pekan lalu.
Pada 2014 ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunungkidul akan menanam bibit tanaman buah seluas 20 hektare yang terbagi 10 hektare di Desa Karangsari, Semin dan 10 hektare di Desa Purwodadi, Tepus.
Antisipasi serangan monyet ekor panjang di Kulonprogo dilakukan dengan cara yang sama. Warga menanam bibit buah-buahan. Di Kulonprogo sedikitnya 50 hektare lahan perkebunan warga di Desa Pendowoharjo, Kecamatan Girimulyo mengalami kerusakan akibat serangan ratusan monyet kelaparan yang turun dari Bukit Menoreh sejak September lalu.
Keseluruhan lahan tersebut tersebar di empat pedukuhan, yakni Gunturan, Kalingiwo, Kepek, dan Mbalak.
Ketika itu, Kepala Dusun Gunturan, Tri Safari mengungkapkan, monyet merambah perkebunan warga karena kelaparan lantaran stok pangan di habitatnya telah habis.
“Apalagi kini kemarau panjang, di tempat mereka tinggal sudah tidak ada air sehingga akhirnya turun ke perkebunan untuk menjarah hasil perkebunan,” ujarnya.