SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan Wonogiri (JIBI/Solopos/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Pegiat Serikat Petani Indonesia (SPI) Bantul Sumantoro, mengatakan hampir 7.000 hektare lahan pertanian di Bantul saat ini mulai mengalami kekeringan.

Bahkan, katanya, di sejumlah tempat, benih padi yang baru saja ditanam kemudian mati karena kesulitan air irigasi.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

“Kekeringan sawah di Bantul di antaranya ada di bulak Nggluntung Desa Caturharjo, kemudian bulak Panjangrejo Pundong dan Tirtomulyo Kretek, bahkan sebagian sawah di daerah ini ada yang sudah ‘bero’,” katanya, Rabu (24/9/2014).

Menurut dia, kekeringan yang melanda ribuan hektare sawah itu, disebabkan ketidaktegasan dinas terkait, salah satunya adalah tidak optimalnya kinerja petugas penyuluh lapangan (PPL), karena masih banyak petani yang tidak menaati pola tanam.

“‘Masak’ dalam satu blok [bulak] ada yang tanam padi, ada yang tanam palawija, kalau dinas tegas, ini tidak akan terjadi,” katanya.

Ia mengatakan banyaknya petani “nakal” itu, tidak hanya merugikan petani yang sudah taat mengikuti pola tanam yang dianjurkan, namun juga petani yang memaksa menanam padi atau yang melanggar pola tanam sebenarnya juga rugi.

“Contohnya di Panjangrejo, Pundong, mereka memaksa menanam padi tapi akhirnya mati, namun di daerah lain padi mereka tetap hidup, tapi dampaknya siklus hama tidak terputus, sehingga seluruh petani kena dampak serangan hama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya